Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Panggil dan Kumpulkan Para Pemegang Saham, Gerak Saham BRI Ngamuk Gak Ada Obat!

Mau Panggil dan Kumpulkan Para Pemegang Saham, Gerak Saham BRI Ngamuk Gak Ada Obat! Kredit Foto: BRI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saham BRI bergerak liar dalam beberapa hari terakhir dengan akumulasi kenaikan 9,83% dalam sepekan. Sejak perdagangan kemarin, saham BRI ekspansif di zona hijau hingga ditutup apresiasi 4,51% ke level 4.400 per saham pada akhir sesi kedua.

Tren penguatan tersebut berlanjut hingga hari ini, di mana saham BRI menyentuh level tertinggi di Rp4.550 per saham, level terbaik dalam enam bulan terakhir. Harga saham BRI parkir dengan apresiasi 1,59% ke level Rp4.470 per saham pada jeda siang, Selasa, 8 Februari 2022. Baca Juga: Matahari Jor-Joran Beli Saham Milik Masyarakat, Totalnya Capai Triliunan Rupiah!

Aktvitas transaksi saham BRI terpantau ramai, ada 222,99 juta saham yang diperdagangkan dengan frekuensi 31.717 kali. Nilai transaksi harian atas saham BRI mencapai Rp998,94 miliar. Investor pun ramai melakukan pembelian saham BRI dengan net buy Rp395,16 miliar pada jeda siang.

Tren positif saham BRI terjadi jelang pelaksanaan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 1 Maret 2022 mendatang. Ada delapan agenda yang akan dibahas dalam RUPST, contohnya persetujuan laporan keuangan tahunan dan pengesahan laporan keuangan konsolidasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI); penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2021; penetapan remunerasi tahun buku 2022; dan penunjukan akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan tahun 2022.

Tiga agenda lain yang akan dibahas dalam RUPST ialah laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran obligasi; persetujuan atas pembelian kembali saham (buyback) dan pengalihan saham buyback sebagai saham treasuri; serta perubahan susunan kepengurusan BRI.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: