Amerika dan China Utusan di PBB Berdagang dengan Rusia dan Ukraina
Utusan AS untuk PBB mengatakan pada hari Kamis (10/2/2022) bahwa dia berharap China akan mendesak Rusia untuk "melakukan hal yang benar" di Ukraina, mendorong mitranya dari China untuk segera menanggapi dengan seruan untuk diplomasi dan mengakhiri "meningkatkan ketegangan."
China adalah satu-satunya negara yang memilih tidak dengan Rusia pekan lalu dalam upaya yang gagal untuk menghentikan pertemuan Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang, atas permintaan Amerika Serikat, mengenai penambahan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina dengan Rusia dan Belarusia.
Baca Juga: Dibombardir Serangan Houthi, Amerika Siap Bantu UEA Perkuat Pertahanan Rudalnya
Ketika Rusia mencaplok wilayah Krimea Ukraina pada tahun 2014, China abstain dari pemungutan suara di mana Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan yang dirancang AS yang menentang referendum tentang status Krimea dan mendesak negara-negara untuk tidak mengakuinya.
Para diplomat Barat berharap dapat meyakinkan Beijing untuk tidak berpihak lagi dengan Rusia - jika Moskow menginvasi Ukraina - dengan berfokus pada kedaulatan dan integritas teritorial dan tidak menggambarkan situasi Ukraina sebagai ketegangan di antara kekuatan global.
"Kami berharap China akan berperan dalam mendorong Rusia untuk melakukan hal yang benar," kata duta besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, kepada CNN, Kamis.
"China telah menyatakan keprihatinan yang kuat di Dewan Keamanan untuk melindungi integritas perbatasan dan kedaulatan negara. Inilah yang dilakukan Rusia - mereka mengancam integritas perbatasan," katanya, dikutip Reuters.
Thomas-Greenfield mengatakan dia berharap dapat mendorong mitranya dari China di PBB, Duta Besar Zhang Jun, untuk fokus pada pesan itu. Pernyataannya memicu tanggapan cepat dari Zhang di Twitter.
"Pesan kami konsisten dan jelas: Selesaikan perbedaan apa pun melalui diplomasi. Berhentilah meningkatkan ketegangan. Masalah keamanan Rusia yang sah harus ditangani secara serius," tulis Zhang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto