Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gubernur BI Dorong Pembahasan Mata Uang Digital dalam Finance Track G20

Gubernur BI Dorong Pembahasan Mata Uang Digital dalam Finance Track G20 Kredit Foto: Coingeek
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, salah satu aganda BI adalah mempersiapkan mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC).

Dalam agenda tersebut akan dibahas mengenai bagaimana kerja sama sistem pembayaran secara crossborder, termasuk juga pembahasan mengenai mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC).

Baca Juga: Selesaikan Fase Kedua Proyek Helvetia, Bank Swiss (SNB) Integrasikan CBDC Grosir Ke 5 Bank

"Itu agenda utama terkait tema digitalisasi sistem pembayaran di finance track, termasuk persiapan CBDC," katanya dalam pembukaan acara Casual Talks On Digital Payment Innovation Of Banking, Senn (14/2/2022).

Sejalan dengan Presidensi G20, Perry menceritakan bahwa jauh sebelum pandemi pada Mei 2019, Bank Indonesia telah meluncurkan Blueprint sistem pembayaran Indonesia 2025.

BSPI 2025 adalah arah kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia untuk menavigasi peran industri sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital. Blueprint berisi 5 Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang dilaksanakan oleh 5 working group: open banking, Sistem Pembayaran Ritel, Sistem Pembayaran Nilai Besar dan Infrastruktur Pasar Keuangan, Data dan Digitalisasi, serta Reformasi Regulasi, Perizinan, dan Pengawasan.

BI mencatat, transaksi ekonomi dan keuangan digital meningkat pesat seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan, dan kemudahan sistem pembayaran digital.

Pada Januari 2022, nilai transaksi uang elektronik meningkat sebesar 66,65 persen secara tahunan mencapai Rp34,6 triliun. Kemudian, nilai transaksi digital banking meningkat 62,82 persen secara tahunan menjadi Rp4.314,3 triliun.

Di samping itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan sebesar 14,39 persen secara tahunan menjadi Rp711,2 triliun.

BI akan melanjutkan uji coba QRIS antar negara dengan Thailand dan Malaysia serta menjajaki perluasan kerja sama QRIS antar negara di kawasan. Meski demikian, BI juga tak lupa mengimbangi inovasi dengan kehati-hatian demi keamanan transaksi nasabah sehingga berbagai risiko yang dimungkinkan muncul bisa dimitigasi dengan baik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: