PT Hutama Karya (Persero) melihat bahwa sektor kontruksi akan kembali recovery atau pulih pada tahun 2022 yang sejalan dengan percepatan vaksinasi Covid-19.
Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto, mengatakan bahwa faktor lain yang mendukung pulihnya sektor kontruksi adalah peluang dalam pembangunan pada proyek-proyek IKN, proyek kontrak baru yang akan ditenderkan di tahun ini, serta dimulainya kembali proyek-proyek yang sempat terhenti pasca-Covid-19.
Baca Juga: PT Hutama Karya Mulai Operasikan Jalan Tol Trans Sumatera
"Perusahaan menargetkan perolehan kontrak baru di tahun 2022 ini sebesar Rp35,4 triliun, di mana perolehan kontrak baru ini didominasi oleh sektor jalan dan jembatan," ujar Budi dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (15/2/2022).
Budi mengatakan, untuk awal tahun, perseroan akan segera menandatangani kontrak pekerjaan pembangunan Tol Semarang–Demak Seksi 1A senilai 2,08T serta pembangunan revitalisasi Gedung Parkir TMII.
Maka dari itu, guna mencapai tujuan tersebut, perseroan akan meningkatkan basis kekuatan kolektif Group Usaha dengan menguatkan fondasi keuangan individu perusahaan beserta masing–masing anak perusahaan.
"Oleh sebab itu, tema sasaran dan strategi Hutama Karya di tahun 2022 juga disesuaikan dengan perkembangan dan antisipasi dari dampak pandemi ini, yaitu Restrukturisasi dan Penyehatan Keuangan," ujarnya.
Selain itu, perusahaan juga akan menjajaki kerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) terkait 3 (tigas) ruas JTTS untuk pemenuhan kebutuhan investasi.
Budi melanjutkan, hal tersebut sejalan dengan program transformasi perusahaan dan memperbaiki kesehatan keuangan BUMN Karya, Kementerian BUMN membentuk Tim Project Management Office (PMO) Percepatan Perbaikan Kesehatan Keuangan BUMN Sektor Konstruksi dan Jalan Tol yang beranggotakan dan melibatkan jajaran Direksi dari 6 BUMN Karya.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Hutama Karya, Alosius Kiik Ro, mengatakan bahwa untuk merealisasikan hal tersebut, akan dibentuk beberapa Sub PMO. Salah satunya adalah Sub PMO Spesialisasi, di mana setiap BUMN Karya memiliki segmen champion masing masing dan Hutama Karya menjadi champion pada segmen Roads & Related Building.
"Adapun Sub PMO lainnya adalah Financial & Risk Policy, Financial Dashboard, Core Competency, dan Asset Recycling Property. Diharapkan, PMO ini dapat memberikan dampak positif bagi nilai ekonomi dan nilai sosial untuk mencapai pertumbuhan infrastruktur serta mendorong sistem manajemen perusahaan yang lebih baik," ujar Aloy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: