Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembelahan Pendapat Soal Vaksinasi Bagi Anak Masih Cukup Besar, Ini Angkanya

Pembelahan Pendapat Soal Vaksinasi Bagi Anak Masih Cukup Besar, Ini Angkanya Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi -

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis hasil penelitiannya terkait persetujuan orang tua atas kebijakan pemberian vaksin bagi anak usia 3 sampai 12 tahun.

Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida mengatakan, hasil penelitian mencatat bahwa 42,4% responden yang terdiri dari ibu/ayah setuju vaksin diberikan kepada anak usia tersebut. Meski begitu, tercatat pula 34,6% responden tidak setuju dan 10,4% sangat tidak setuju.

"Jadi sekitar 45% tidak atau sangat tidak setuju dan 48,6% setuju atau sangat setuju. Jadi di sini kami melihat ada pembelahan pendapat warga terkait vaksin bagi anak usia 3 sampai 12 tahun," ungkap Rizka secara virtual, kemarin.

Rizka mengatakan, jika dibandingkan dengan survei serupa pada Desember 2021 menunjukan tren positif. Kala itu, jumlah responden yang tidak setuju pemberian vaksin Covid-19 terhadap anak berjumlah 63,2%. Sementara yang setuju saat itu 34,2%.

"Di sini kita lihat lagi bahwa semakin banyak warga yang setuju dengan pemberian vaksin untuk anak," terangnya.

Selain itu, Rizka mengungkapkan, dengan sosiodemografi secara umum terjadi pembelahan pendapat warga atau sikap warga terhadap vaksin anak dari berbagai kategori sosial demografi baik gender, usia, etnis, agama ,pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

"Untuk etnis ini ada variasi misalnya di Jawa cenderung setuju, cenderung lebih banyak yang setuju, akan tetapi misalnya di atas Madura cenderung lebih banyak yang tidak atau sangat tidak setuju. Juga dietnis minat cenderung tidak setuju," ungkapnya.

Untuk kategori agama kelompok non Islam, lanjut Rizka, cbanyak yang menjawab setuju dan sedikit yang tidak setuju.

"Sedangkan berdasarkan pendapatan di sini pekerjaan mereka yang bekerja sebagai wiraswasta atau pengusaha lebih banyak yang cenderung tidak atau sangat tidak setuju sementara untuk mendapatkan pendapatan lebih tinggi cenderung terjadi," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: