Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terungkap Tabir Misteri Pelaku Pengeroyokan Haris Pertama Ketum KNPI, Ternyata Mereka Adalah...

Terungkap Tabir Misteri Pelaku Pengeroyokan Haris Pertama Ketum KNPI, Ternyata Mereka Adalah... Kredit Foto: Twitter/Iwan Smule
Warta Ekonomi, Jakarta -

Polisi menyebut eksekutor pengeroyokan terhadap Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama, merupakan pria kelahiran Ambon. Mereka rata-rata berprofesi sebagai debt collector.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat menyebut para eksekutor ini sejatinya tidak mengenal Haris. Mereka hanya menjalankan perintah dari tersangka SN.

"Profesi para tersangka pekerja swasta ya, debt collector," kata Tubagus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (22/2/2022).

Kekinian, kata Tubagus, penyidik masih mendalami motif dari kasus ini. Sebab, para tersangka baru saja tertangkap.

Baca Juga: Menag Yaqut Ngurusin Pengeras Suara Masjid, Slamet Maarif 212: Jaman Belanda Nggak Gini-gini Amat...

"Lalu dengan maksud apa orang ini dianiaya, hal itu belum bisa dijawab hari ini karena baru ditangkap pagi ini," katanya.

Tiga Tertangkap

Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya sebelumnya menangkap tiga dari lima pelaku pengeroyokan terhadap Haris. Mereka ditangkap dalam kurun waktu kurang daripada 1x24 jam.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menyebut masing-masing pelaku berinisial MS, JT, dam SN. Ketiganya merupakan pria kelahiran Ambon.

"Ada juga DPO (buronan) yang masih dikejar penyidik ada dua orang. Pertama inisial H dan kedua I," kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (22/2/2022).

Zulpan menyebut MS, JT, H, dan I merupakan eksekutor yang melakukan penganiayaan terhadap Haris. Sedangkan SN merupakan aktor yang memerintahkan keempat eksekutor untuk menganiaya Haris.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: