Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ceramah Ustaz Khalid Soal Wayang Ramai, Politikus PDIP Ini Berikan Pendapat Telak

Ceramah Ustaz Khalid Soal Wayang Ramai, Politikus PDIP Ini Berikan Pendapat Telak Khalid Basalamah | Kredit Foto: Suara.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ceramah Ustaz Khalid Basalamah soal wayang juga ditanggapi Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah dari Fraksi PDIP.

Gus Falah yang juga politikus PDI Perjuangan ini mengingatkan, publik khususnya umat Islam untuk dapat memilah ceramah yang dapat menjadi rujukan.

Baca Juga: Bisa Jadi Panjang! Ustaz Khalid Basalamah Dinilai Dapat Memidanakan Gus Miftah

“Ini penting untuk menghindari potensi umat Islam diombang-ambingkan oleh pendapat dari pendakwah yang gemar mempertentangkan Islam dengan kebangsaan,” kata Gus Falah, Selasa, 22 Februari 2022.

Pernyataan itu disampaikan Gus Falah menanggapi polemik di media sosial perihal konten ceramah dari Ustaz Klalid Basalamah.

Gus Falah yang juga unsur ketua di PBNU itu menegaskan jika tidak punya orientasi untuk memecah belah umat, Ustaz Basalamah tidak akan mengerdilkan budaya wayang.

Menurut dia, selain merupakan budaya yang hingga sekarang ini digemari rakyat, wayang juga dijadikan media oleh Wali Songo dalam mendakwahkan Islam di Nusantara ini.

Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu mengingatkan Ustaz Basalamah pernah membuat polemik dengan saran tidak ikut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Padahal, itu sebagai penghormatan yang sama halnya dengan hormat bendera merah putih, sebagai bentuk atau ekspresi atas kecintaan pada Tanah Air.

“Bukan bentuk fanatisme buta yang kemudian dipersepsikan sebagai kesyirikan, ini murni sikap atau ekspresi dari hubbul wathan minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman),” kata Gus Falah.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ikut Tanggapi Soal Polemik Wayang, Sindir Ustaz Khalid Basalamah?

Prinsip atau nilai hubbul wathan minal iman, kata Gus Falah, dijadikan jargon oleh ulama kala mengajak santri-santrinya untuk melawan kezaliman penjajahan saat itu.

Bahkan, kata dia lagi, dengan prinsip tersebut, kemudian tercetus Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.

Yang pada perkembangannya berhasil menjadi pemantik perlawanan rakyat terhadap penjajah pada 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: