Pengakuan Mengejutkan Warren Buffett: Ngaku Kapok Investasi di Rusia, Lho Kenapa?
Karena itulah tidak mengejutkan, Buffett memilih untuk berinvestasi di sebuah perusahaan minyak besar China daripada di Rusia pada tahun 2003.
"Saya memutuskan saya lebih nyaman membeli PetroChina daripada membeli Yukos," kata Buffett selama pertemuan 2011 Berkshire.
Charlie Munger, mitra bisnis Buffett dan wakil ketua Berkshire, juga mengungkap hal yang senada. Ia menggarisbawahi kewaspadaannya terhadap Rusia selama pertemuan tahunan Daily Journal bulan ini. Munger menyebut negara itu tidak dapat diinvestasikan karena risiko data palsu, penyitaan pemerintah, dan karena ketegangan AS-China.
"Saya merasakan tentang Rusia seperti yang dia rasakan tentang China," kata Munger. "Saya tidak berinvestasi di Rusia."
Ketika konflik Rusia-Ukraina berkobar pada Maret 2014, Buffett ditanya dalam sebuah wawancara CNBC apakah ekonomi makro memengaruhi keputusan investasinya. Lalu, dia ingat membeli saham pertamanya pada musim semi 1942, beberapa bulan setelah Pearl Harbor, ketika AS menjadi hancur di Pasifik Selatan.
"Faktor makro tidak terlihat bagus," katanya, tetapi itu tidak menghentikannya untuk menginvestasikan seluruh USD120 dalam tabungannya.
"Saya tidak melakukannya berdasarkan headline," jelasnya. "Saya melakukannya berdasarkan apa yang saya dapatkan dari uang saya."
Kepala Berkshire ini pun tetap mencari hal-hal penting yang sama dalam bisnis di mana pun mereka berada.
"Prinsip-prinsip dasar mencoba menilai bisnis, mencoba menemukan manajemen di mana kita memiliki keyakinan, baik dalam kemampuan dan integritas mereka, dan kemudian menemukan harga pembelian yang menarik, prinsip-prinsip itu berlaku di mana pun di dunia kita akan berinvestasi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: