Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Studi Visa: 89% Milenial Tertarik dengan Layanan Perbankan Virtual

Studi Visa: 89% Milenial Tertarik dengan Layanan Perbankan Virtual Kredit Foto: Unsplash/CardMapr
Warta Ekonomi, Jakarta -

Studi yang dilakukan Visa mengungkapkan bahwa layanan perbankan virtual semakin populer di Indonesia di mana 85% konsumen mengetahui dan mengaku tertarik untuk membuka rekening bank virtual.

Studi tahunan yang menyoroti pertumbuhan konsumen yang melek digital di kawasan Asia Tenggara ini, menunjukkan minat terhadap perbankan virtual didominasi oleh Gen Y atau milenial (89%). Hampir setengah dari mereka sudah memiliki rekening bank virtual, dengan layanan yang paling dicari dari bank virtual adalah transfer uang (76%), pembayaran tagihan (72%), serta setor tunai dan penarikan (66%).

Studi yang berjudul "Visa Consumer Payment Attitudes" ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia paling tertarik membuka rekening bank virtual di bank tradisional yang mulai menawarkan layanan perbankan virtual (92%), selanjutnya di perusahaan terkenal yang sebelumnya tidak bergerak di ranah layanan keuangan (83%), dan di perusahaan startup yang baru (68%). Baca Juga: Laporan Terbaru! Milenial di Amerika Pilih Aset Kripto Untuk Tingkatkan Kesejahteraan Finansial

Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan, Pandemi telah mengakselerasi kebutuhan akan layanan perbankan virtual 24/7 yang lebih cepat dan lebih andal, di mana transaksi dapat dilakukan dan diverifikasi cukup dengan beberapa klik di gawai konsumen. 

"Bank virtual memiliki keunggulan berupa kemudahan akses dan kenyamanan, di mana nasabah dapat membuka rekening bank virtual hanya dengan kartu identitas mereka secara mobile. Pengalaman yang lancar dan memudahkan ini telah menjadi tolok ukur yang makin dianggap penting dalam industri ini, dan akan menjadi standar baru di masa mendatang," ujar Riko di Jakarta, Rabu (23/2/2022).

Lebih lanjut, dalam studi ini konsumen terbagi rata dalam preferensinya antara menggunakan bank tradisional atau bank virtual sebagai penyedia layanan perbankan utama mereka (51% vs 49%).

Berdasarkan studi Visa ini, bank virtual dianggap lebih andal dengan fitur perbankan 24 jam (39%), lebih nyaman dalam hal pengalaman pengguna (37%), dan lebih praktis karena proses layanan yang sepenuhnya digital, termasuk pembukaan rekening hingga persetujuan pinjaman (34%). Sementara itu, bank tradisional dianggap lebih aman (23%) dan menawarkan layanan pelanggan yang lebih baik (21%).

Sekitar 4 dari 10 konsumen Indonesia melihat perbankan virtual sebagai perbankan yang lebih cepat, nyaman, dan lebih inovatif karena mereka tidak perlu repot mengunjungi kantor cabang atau menunggu antrian. Namun, keamanan menjadi alasan utama untuk tidak memilih bank virtual. Sekitar 5 dari 10 konsumen Indonesia percaya bahwa akun bank virtual memiliki peluang lebih tinggi untuk diretas (48%) dan lebih berisiko terhadap transaksi yang tidak sah atau penipuan (45%).

“Survei lebih lanjut menyoroti pentingnya industri untuk menyelaraskan faktor kenyamanan, kecepatan, dan pengalaman pengguna dengan privasi dan perlindungan keamanan yang kuat. Visa akan terus bekerja sama dengan mitra bank, penyedia layanan, dan pemangku kepentingan lainnya dalam menghadirkan solusi pembayaran yang paling inovatif, nyaman, dan aman bagi konsumen,” tutur Riko.

Adapun Studi Visa Consumer Payment Attitudes dilakukan oleh CLEAR M&C Saatchi pada bulan Agustus-September 2021 dan dibiayai oleh Visa dengan tujuan memahami perilaku pembayaran konsumen terkait pembayaran digital, perbankan digital, dan masa depan perdagangan.

Survei dilaksanakan melibatkan 1.000 konsumen di Indonesia, dengan demografi responden adalah pria dan wanita umur 18-65 tahun dengan pendapatan bulanan minimal Rp 3 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: