Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menparekraf Dukung Sineas Film Pendek Karya Anak Bangsa

Menparekraf Dukung Sineas Film Pendek Karya Anak Bangsa Kredit Foto: Fajar Sulaiman

Selain itu, Direktur Musik, Film, dan Animasi Kemenparekraf Mohammad Amin melaporkan terdapat 215 film pendek baik dalam bentuk fiksi maupun dokumenter yang mendaftar pada periode Februari 2022.

"Hal ini membuktikan bahwa sineas lokal produktif dalam menghasilkan karya yang luar biasa dan antuasiasme begitu tinggi terhadap program Kemenparekraf untuk mendukung perkembangan film indie di Indonesia melalui karya-karya sineas atau komunitas film lokal. Kegiatan FSM juga memberi dampak yang signifikan terhadap pergerakkan roda ekonomi, bertumbuhnya lapangan kerja, dan banyaknya tenaga kerja," ujarnya.

Baca Juga: Alternatif Pembiayaan, Kemenparekraf Ajak UMKM Manfaatkan Skema Urun Dana

Jika satu komunitas membutuhkan tenaga kerja sekitar 30 orang, dengan 215 film artinya ada sekitar 6.450 tenaga kerja yang terserap. Ini tentu menjadi sinyal kebangkitan sektor ekonomi kreatif dalam penciptaan lapangan kerja.

"Harapan kami FSM dapat membantu sineas muda untuk terus berkarya dan mengembangkan potensi diri, memajukan film-film pendek daerah agar mendapat tempat yang diakui dan mampu bersaing baik di dalam maupun di luar negeri," kata Amin.

Ketua Panitia FSM, Emil Heradi, menambahkan dengan antuasisme yang begitu besar dari para peserta, dari kurun waktu submisi hanya 11 hari, tercatat ada 215 film yang mendaftar dari berbagai daerah di Indonesia. "Ini angkanya cukup besar dan ini membuktikan bahwa film pendek juga mempunyai tempat di ranah kreatif negeri kita," katanya.

Kemenparekraf mempersembahkan FSM tentu bukan tanpa alasan, berangkat dari kegelisahan film pendek yang masih minim mendapatkan sorotan dan ruang khusus untuk diakui di Indonesia. Hal ini terlihat dengan masih terbatasnya festiva atau sarana apresiasi khusus film pendek yang ada di tanah air. Padahal film pendek adalah fondasi dari berbagai kategori film yang berkembang hingga sekarang.

Lebih lanjut, Emil mengatakan bahwa FSM adalah jendela untuk bisa melihat kekayaan alam, adat budaya, kesenian, dan pariwisata Indonesia yang beragam dengan menunjukkan kearifan lokal melalui karya anak bangsa dalam bentuk film pendek. Ini juga menjadi salah satu media untuk mempromosikan daerah mereka masing-masing agar semakin dikenal dunia melalui cara yang otentik dan menarik.

Baca Juga: Percepat Kebangkitan Ekonomi, Menparekraf Tindak Lanjuti Penerapan Visa on Arrival di Bali

"Kami menilai seluruh film pendek yang mendaftar baik fiksi maupun dokumenter secara objektif. Yang terpenting bukan lagi siapa penggarapnya melainkan pada orisinalitas kita, keunikan, dan kemampuan bercerita," tuturnya.

"Kami berharap kedepannya FSM dapat menjadi barometer perkembangan industri film pendek di Indonesia, lahirnya pembaruan, dan semangat generasi muda," lanjut Emil

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: