Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Polemik Suara Azan, Habib Bahar Meradang! Sebut-sebut China Sambil Bersumpah: Kami Akan….

Polemik Suara Azan, Habib Bahar Meradang! Sebut-sebut China Sambil Bersumpah: Kami Akan…. Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Polemik penggunaan pengeras suara di masjid tengah menjadi sorotan masyarakat Indonesia setelah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengeluarkan peraturan mengenai toa di rumah ibadah. Teranyar Menag Yaqut juga disebut-sebut membanding suara azan dengan suara anjing. Pernyataan itu memicu protes keras dari berbagai kalangan.

Terlepas dari polemik Menag Yaqut ini, pembahasan mengenai penggunaan  toa masjid dan suara azan sebenarnya sudah banyak dibicarakan para pemuka agama sebelumnya. Sebenarnya pengaturan penggunaan pengaras suara di Masjid bukan baru dilakukan kali ini, peraturan ini sebelumnya peranah dicetus namun tak masksimal diterapkan.

Baca Juga: Ucapan Menag Yaqut Jadi Polemik, Ketua PBNU Pasang Badan Berikan Pembelaan

Salah satu tokoh pernah membahas panjang lebar hal ini adalah Habib Bahar bin Smith. Itu disampaikannya di penghujung tahun 2018 silam ketika menanggapi kebijakan Jusuf Kalla yang ketika itu hendak mengatur penggunaan pengeras suara di masjid. Video pernyataan Habib Bahar mengenai hal ini banyak ditemukan di saluran YouTube hingga hari ini.

Sebagaimana dilihat Populis.id di Chanel YouTube gado-gado tv Jumat (25/2/2022), Bahar bin Smith waktu itu menolak keras jika penggunaan pengeras suara di Masjid mesti diatur berbagai peraturan negara.

 “Saudara, kalau ente nggak suka dengar suara azan, suara toa ya jangan tinggal di samping masjid musala, tinggal di hutan, kuburan, apartemen, bukan suara azan dikecilin. Ini kan syiar Islam,” kata Bahar dalam video tersebut. 

Lebih lanjut Penceramah asal Sulawesi itu menegaskan, pihak - pihak yang tidak suka suara azan dikumandangkan lewat pengeras suara di masjid tidak pantas tinggal di Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk Muslim. 

“Kalau nggak suka azan jangan tinggal di masjid musala, tinggal di china atau Amerika sana. Di tempat kafir saja masih terdengar suara azan, kok di sini suara azan mau dikecilin. Kami pemuda Islam tak pernah biarkan kecilkan volume azan, ‘besok dicopot, masjid ditutup. kami bersumpah jika azan dikecilin, maka panggilan pangilan hayya alla sholah diganti hayya ala jihad,” tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: