Transformasi Budaya Kerja Hadapi Era 4.0, Balitbang Kemendagri Internalisasi Nilai Ber-AKHLAK
Pemerintah mengharapkan setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat menerapkan nilai-nilai ber-AKHLAK dalam setiap menjalankan tugasnya. Upaya ini diyakini mampu menciptakan cara kerja baru untuk menghadapi tantangan di era 4.0.
Pelaksana Harian (Plh.) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Eko Prasetyanto menjelaskan hal tersebut dalam diskusi bertajuk "Pemantapan Kompetensi SDM Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri" beberapa hari lalu. Acara yang dihadiri oleh seluruh pejabat dan staf di lingkungan Badan Litbang Kemendagri tersebut ini bertujuan meningkatkan pemahaman aparatur terhadap nilai-nilai ber-AKHLAK.
Baca Juga: Komitmen Kemendagri Dukung Percepatan Penanganan Sampah lewat Model TPS3R di Sarbagita Bali
"Ber-AKHLAK merupakan singkatan dari beberapa nilai utama yang menjadi landasan kerja abdi negara. Nilai tersebut adalah Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Nilai-nilai ber-AKHLAK menjadi fondasi kerja kita untuk melayani masyarakat, bangsa, dan negara," ucap Eko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (28/2).
Menurutnya, kegiatan kali ini merupakan bagian dari momentum untuk menyatukan pikiran dan lebih mendalami nilai-nilai tersebut. "Ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kebersamaan. Kita perlu kebersamaan dan kolaborasi. Kita tidak mungkin dapat bekerja sendiri-sendiri. Kita mesti satu pikiran," katanya.
Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Lembaga Administrasi Negera (LAN) Tri Widodo juga mengatakan pentingnya ASN menjalankan nilai ber-AKHLAK. Dia, misalnya, menyoroti salah satu nilai ber-AKHLAK, yakni kompetensi. Ia mengatakan, kompetensi menjadi keniscayaan untuk ASN di Badan Litbang Kemendagri yang diisi oleh para analis kebijakan.
Tri menjelaskan, sebagai seorang analis dibutuhkan beberapa kompetensi, seperti kompetensi pengetahuan, baik berupa teori atau pengalaman yang relevan, kompetensi analisis, dan kompetensi membuat bahan kebijakan. Kompetensi-kompetensi ini menjadi keharusan.
Tidak hanya itu, Tri meyakini nilai-nilai yang terangkum dalam ber-AKHLAK akan membawa dampak besar untuk kemajuan Indonesia.
"Kalau (nilai-nilai) ini sudah menjadi dasar kita, semoga nanti ketika 100 tahun Indonesia merdeka, negara kita sudah menjadi negara yang maju dan sejahtera," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: