Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Singgung Yaqut Soal Gonggongan Anjing, UAS: Azan Kalimat Paling Tinggi, Kok Disamakan dengan Anjing?

Singgung Yaqut Soal Gonggongan Anjing, UAS: Azan Kalimat Paling Tinggi, Kok Disamakan dengan Anjing? Kredit Foto: Instagram/Ust. Abdul Somad
Warta Ekonomi -

Dai kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) turut menyinggung pernyataan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, yang membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing. Dalam ceramahnya, UAS menjelaskan suara azan sama sekali tidak pantas dibandingkan dengan gonggongan anjing.

“Kalimat yang paling tinggi adalah seruan azan! Binatang yang paling rendah, paling hina, paling kotor, paling najis adalah anjing,” kata UAS seperti yang dikutip AKURAT.CO dari kanal Youtube Petuah Satu Menit, Kamis (3/3/2022). Baca Juga: Waduh... Laporan Roy Suryo Ditolak Soal Menag Yaqut, Polisi Malah Dalami Laporan GP Ansor

UAS mengaku heran bagaimana bisa sesuatu paling tinggi dibandingkan dengan yang paling rendah, paling hina, paling kotor, dan paling najis. 

“Lalu bagaimana mungkin bisa tersilap, dan tersalah mengumpamakan azan dengan anjing?,” tanyanya.

Baginya, hal itu merupakan sesuatu yang tidak masuk di akalnya sebagai manusia. Karenanya upaya tak melakukan kesalahan serupa, dirinya meminta bimbingan dan petunjuk dalam berucap dan menyampaikan Kalam Allah.

“Aku akan menemui saudara-saudaraku sebangsa setanah air kulangkahkan kakiku atas namamu ya Allah yang akan kusampaikan adalah KalamMu ya Allah, yang akan kuceritakan sabda rasulMu ya Allah, jangan sampai aku salah ucap salah kata,” ujarnya.

“Sampai-sampai sebelum membaca Al Quran pun dikatakan, ‘Kalau kau mau baca Qur’an minta lindung kepada Allah’. Supaya jangan salah faham, pikir dan salah omong,” sambungnya.

Seperti diketahui, belakangan ini pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terus menuai kontroversi di kalangan masyarakat. Selain menganalogikan pengeras suara masjid dengan gonggongan anjing, juga soal pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid dan musala.

Menag Yaqut diduga membandingkan penggunaan toa atau pengeras suara masjid dengan gonggongan anjing untuk menjelaskan alasan volume suara toa masjid dan musala perlu diatur maksimal 100 desibel. Hal itu disampaikan Yaqut saat diwawancara media di Pekanbaru, Riau untuk menjelaskan pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musala yang diatur dalam Surat Edaran Menteri Agama No. SE 05 tahun 2022.

"Kita bayangkan, saya muslim saya hidup di lingkungan nonmuslim, kemudian rumah ibadah mereka membunyikan toa sehari lima kali dengan keras secara bersamaan, itu rasanya bagaimana?" kata Yaqut.

"Yang paling sederhana lagi, kalau kita hidup dalam satu kompleks, misalnya. Kiri, kanan, depan belakang pelihara anjing semua. Misalnya menggonggong dalam waktu bersamaan, kita ini terganggu enggak? Artinya apa? Suara-suara ini, apa pun suara itu, harus kita atur supaya tidak jadi gangguan. Speaker di musala-masjid silakan dipakai, tetapi tolong diatur agar tidak ada terganggu," ucapnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: