Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Eng Ing Eng! Dampak Perang Rusia-Ukraina Cukup Besar Bagi BUMN, Separah Apa?

Eng Ing Eng! Dampak Perang Rusia-Ukraina Cukup Besar Bagi BUMN, Separah Apa? Ukraina | Kredit Foto: Instagram/Ukraine Defence
Warta Ekonomi, Jakarta -

Invasi Rusia ke Ukraina sejak sepekan terakhir sedikit banyak memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia akibat dari volatilitas yang terjadi pada beberapa barang akibat dari konflik kedua negara Eropa Timur itu.

Dampak secara langsung maupun tidak langsung juga akan dirasakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di dalam negeri. Baca Juga: Meski Tren Harga Minyak Dunia Terus Meningkat, Pertamina Pastikan Pasokan Energi Indonesia Terpenuhi

Ekonom Centre of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Yusuf Rendi Manilet, mengatakan bahwa dampak tidak langsung dalam hal positif akan dirasakan beberapa BUMN yang bergerak di bidang komoditas tertentu.

"Pertama tentu dampak tidak langsung dalam hal positif akan diberikan kepada BUMN yang bergerak di bidang komoditas batubara seperti misalnya Antam dan MIND ID," ujar Yusuf saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Kamis (3/3/2022).

Yusuf mengatakan, hal tersebut terjadi lantara konflik antara Rusia dan Ukraina mendorong kenaikan harga energi global.

"Kenaikan harga energi ini akhirnya juga ikut menggerek harga beberapa komoditas seperti batubara," ujarnya.

Meski begitu, kenaikan harga energi juga bisa memberikan dampak ke penyesuaian harga energi dari perusahaan BUMN, seperti PLN dan Pertamina.

Sebagaimana diketahui, untuk PLN kenaikan harga batu bara akan berpotensi berdampak pada kenaikan ongkos produksi penyediaan listrik. 

"Begitupun dengan Pertamina, kenaikan harga minyak internasional juga akan mempengaruhi harga jual," jelasnya.

Lanjutnya, kenaikan harga energi global bisa mendorong kenaikan inflasi global lebih utama ke negara maju seperti AS. Dengan kenaikan inflasi, maka The Fed berpotensi akan lebih cepat menaikkan suku bunga acuan. 

"Kenaikan suku bunga acuan bisa mendorong capital outflow dari negara emerging market seperti Indonesia yang pada muaranya akan mendorong terdepresiasinya nilai tukar Rupiah," unhkapnya.

Dengan begitu, ada hal yang perlu diantisipasi oleh BUMN yang mempunyai Utang Luar Negeri dalam bentuk USD, apalagi jika jatuh tempo utangnya terjadi dalam waktu dekat ini/tahun ini. Untuk langkah antisipasi, tentu pemerintah perlu memperhatikan dampak ke PLN dan Pertamina karena akan berdampak pada subsidi. 

"Penyesuain subsidi perlu dilakukan entah dengan membiarkan pagu anggaran subsidi atau melakukan penyesuaian subsidi dengan melaluka APBN-perubahan. Sementara bagi BUMN yang belum melakukan hedging (lindung nilai), bisa dipertimbangkan untuk dilakukan saat ini," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: