Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menko PMK Muhadjir Effendy Tinjau Langsung Lokasi Terdampak Gempa di Pasaman Barat dan Malampah

Menko PMK Muhadjir Effendy Tinjau Langsung Lokasi Terdampak Gempa di Pasaman Barat dan Malampah Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau langsung lokasi terdampak bencana gempa bumi di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Kamis (3/3/2022).

Diberitakan sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 dengan kedalaman 10 km mengguncang wilayah Provinsi Sumbar pada Jumat (25/2/2022) pekan lalu dengan titik episenter gempa berada di Pasaman. Gempa juga dirasakan lima kabupaten lain yang turut terdampak dan sampai saat ini masih terjadi gempa susulan, tetapi dengan kekuatan magnitudo yang lebih lemah.

Baca Juga: Targetkan Penurunan Stunting 14% di 2024, Menko PMK: Perlu Kerja Keras dari Semua Pihak

Adapun data total korban hingga 2 Maret 2022 pukul 21.00 WIB ialah 13 orang menunggal dunia, 29 luka berat, 86 luka ringan, 15.553 jiwa mengungsi. Sementara, infrastruktur terdampak ada 3.094 rumah rusak, 29 rumah ibadah, 33 sekolah, 10 fasilitas layanan kesehatan, dan 5 perkantoran.

Muhadjir mengingatkan bahwasanya masa tanggap darurat bencana akan berakhir pada 10 Maret mendatang. Ia meminta kepada pemerintah daerah dan juga para pihak terkait agar dapat segera mempercepat proses validasi data pengungsi.

"Perlu segera dilakukan percepatan data validasi pengungsi. Ini kaitannya dengan bantuan-bantuan yang akan diberikan kepada mereka (pengungsi), termasuk uang tunggu," ucap Menko PMK dalam keterangannya, Kamis (3/3/2022).

Ia menjelaskan, para pengungsi nantinya akan mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa uang tunggu. Bantuan uang sebesar Rp500 ribu per KK per bulan itu diberikan selama berada di hunian sementara sambil menunggu nantinya hunian tetap akan kembali dibangun.

"Percepatan pendataan kerusakan infrastruktur termasuk fasilitas umum juga sangat dibutuhkan. Dengan begitu, kami harapkan tanggal 10 Maret, akhir dari batas tahap tanggap bencana itu selesai, data-data ini sudah final agar tahap selanjutnya untuk rehabilitasi dan rekonstruksi bisa dilakukan secepat mungkin," imbuh Muhadjir.

Berdasarkan hasil pantauan selama kunjungan, pelaksanaan tanggap darurat mulai dari pencarian dan pertolongan terhadap korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, penanganan kesehatan, dan pemulihan dini sudah berjalan baik. Hanya sarana untuk kebersihan, sanitasi, dan MCK di tempat pengungsian masih belum tercukupi.

"Tadi saya langsung telpon ke Pak Sekjen Kemen-PUPR untuk bisa segera disiapkan oleh PUPR, di samping tentu saja ada bantuan-bantuan dari instansi. Mungkin saja termasuk TNI/Polri, kalau ada MCK mobile yang bisa ditarik untuk mendukung kebutuhan MCK di tempat-tempat pengungsi agar segera dikirim," tuturnya.

"Insya Allah nanti malam tim dari Kemen-PUPR sudah akan datang ke sini untuk mendata kebutuhan-kebutuhan MCK karena ini memang sangat mendesak. Kemudian saya mohon juga ada kepastian kebutuhan sehari-hari terpenuhi. Tadi di beberapa lokasi saya lihat sudah cukup bahkan berlebih, hanya distribusinya saja yang perlu disinkronkan," lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa bantuan diharapkan tidak hanya datang dari kabupaten/kota di Provinsi Sumbar, tetapi juga dari provinsi lain terutama yang berdekatan seperti Provinsi Sumatera Selatan, khususnya untuk kebutuhan fasilitas-fasilitas yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Antara jumlah korban yang membutuhkan dengan bantuan yang disediakan juga harus imbang. Terutama menyangkut kebutuhan anak-anak balita yang mengungsi di tenda harus benar-benar terpenuhi termasuk pengungsi rentan seperti ibu hamil dan lanjut usia (lansia).

Dalam situasi pascabencana, kata Menko PMK, anak-anak yang menjadi korban juga harus dipastikan tetap mengenyam pendidikan. Meskipun berada di pengungsian, proses pembelajaran diharapkan bisa berjalan lancar dan terfasilitasi dengan baik.

"Nanti tahapnya untuk anak-anak ini tentu saja didata. Sekolahnya di mana, kondisi sekolahnya gimana, rusak berat atau rusak ringan, masih bisa digunakan atau tidak untuk tatap muka. Kalau sudah tidak bisa digunakan nanti akan dipasang tenda. Kemendikbud punya tenda cukup banyak," cetus mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

Sementara itu, Wakil Bupati Pasaman Barat mengaku pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan sudah mengambil beberapa langkah cepat termasuk untuk menjamin anak-anak yang menjadi korban gempa bumi di Kabupaten Pasaman Barat agar dapat tetap bersekolah.

"Tadi sudah ada beberapa sekolah dan kami akan ambil langkah cepat. Sudah didata sekolah yang ada di Kajai dan Simpang Timbo Abu, selanjutnya nanti akan dilakukan pembelajaran bersama bagi anak-anak sekaligus untuk memulihkan trauma. Insya Allah ini akan dilaksanakan secepat mungkin,” pungkas Wabup.

Pada kesempatan tersebut, Menko PMK turut menyampaikan sejumlah bantuan, di antaranya dari Tim Koordinasi Gerakan Solidaritas dan Kedermawanan Kemenko PMK berupa 500 paket sembako dan 250 paket hygene kit. Selain itu, bantuan dari BNPB berupa selimut, matras, tenda, dan makanan siap saji. Bantuan Kemendikbud ialah paket pendidikan dan paket hygine kit serta dari Kemensos bantuan 1.000 terpal gulung beserta santunan ahli waris 2 orang masing-masing Rp15 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: