Tempuh Waktu Belasan Jam, Ini Jalan Panjang WNI Pulang dari Ukraina
Pemungutan suara yang dipimpin oleh Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid itu diklaim mewakili kemenangan simbolis untuk Ukraina dan meningkatkan isolasi internasional terhadap Rusia. Bahkan, sekutu tradisional Rusia, Serbia, menentang invasi Rusia ke Ukraina dengan menyetujui resolusi tersebut.
Utusan Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsa, telah mendesak pengesahan resolusi. Dia menyebut tindakan itu menjadi salah satu blok bangunan untuk membangun tembok menghentikan serangan Rusia.
“Kejahatan tidak akan pernah berhenti. Itu membutuhkan lebih banyak ruang,” ujar dia.
Utusan Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menuduh pemerintah Barat telah menekan anggota Majelis Umum PBB untuk meloloskan resolusi. Dia menyatakan, tindakan itu dapat memicu kekerasan lebih lanjut. Nebenzia mengulangi pernyataan Rusia bahwa tindakannya adalah operasi militer khusus.
Operasi itu diklaim bertujuan untuk mengakhiri serangan terhadap warga sipil di Donetsk dan Luhansk yang mendeklarasikan kemerdekaan dan diakui oleh Rusia. Dia justru menuduh bahwa pasukan Ukraina menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan menyebarkan senjata berat di wilayah sipil.
Satu Juta Orang Eksodus
Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) mengeklaim, satu juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia sepekan lalu. Jumlah ini diperkirakan akan terus naik jika konflik di Ukraina tidak segera dihentikan.
“Data kami menunjukkan bahwa kami melewati angka satu juta pada tengah malam di Eropa tengah. Hanya dalam tujuh hari kita telah menyaksikan eksodus satu juta pengungsi dari Ukraina ke negara-negara tetangga,” kata Juru bicara UNHCR Joung-ah Ghedini-Williams, Kamis (3/3).
Lebih dari separuh pengungsi atau hampir 505 ribu orang telah pergi ke Polandia. Sementara lebih dari 116.300 orang telah memasuki Hongaria, dan lebih dari 79.300 orang telah menyeberang ke Moldova. Selain itu, 71 ribu orang lainnya telah melarikan diri ke Slovakia, dan sekitar 69.600 orang telah pergi ke negara-negara Eropa lainnya.
Di antara satu juta pengungsi Ukraina, anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas paling rentan terkena dampak invasi Rusia. Mereka tidak dapat memutuskan sendiri untuk melarikan diri, dan membutuhkan bantuan untuk melakukan perjalanan ke tempat yang aman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: