Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beda Pemahaman Warga Rusia dan Ukraina Terhadap Situasi Perang, Soal Ini Krusial

Beda Pemahaman Warga Rusia dan Ukraina Terhadap Situasi Perang, Soal Ini Krusial Kredit Foto: Reuters/Vyacheslav Madiyevskyy
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Oleksandra yang berusia 25 tahun berlindung di dalam kamar mandi di flatnya di Kharkiv saat invasi mendekati kotanya. Bersama anjingnya yang berusia empat tahun ia segera mencari perlindungan ketika mendengar suara tembakan pertama.

"Ketika saya mendengar ledakan pertama, saya lari keluar rumah untuk mengambil anjing saya dari kandang mereka di luar, orang-orang panik, meninggalkan mobil mereka, saya sangat takut," katanya pada BBC, Sabtu (5/3/2022) lalu.

Baca Juga: Perang Mantan Negara Uni Soviet: Ukraina Serukan Sabotase Kripto di Rusia

Ia rutin berbicara dengan ibunya yang tinggal di Moskow melalui sambungan telepon. Tapi walaupun sudah mengirimkan video Kharkiv yang dibombardir Rusia, Oleksandra gagal menyakinkan ibunya bahaya yang sedang ia hadapi.

"Saya tidak ingin membuat orang tua saya takut, saya mulai katakan langsung pada mereka warga sipil dan anak-anak tewas," katanya.

"Tapi walaupun mereka mengkhawatirkan saya, mereka mengatakan mungkin itu hanya insiden, tentara Rusia tidak akan menyerang sipil, orang Ukraina yang membunuh warganya sendiri," tambah Oleksandra.

Sudah umum warga Ukraina memiliki keluarga di Rusia. Tapi beberapa seperti Oleksandra, keluarga mereka di Rusia memiliki pemahaman yang bertolak belakang tentang konflik yang sedang terjadi. Oleksandra yakin cerita keluarganya berasal dari media-media Rusia yang diawasi ketat pemerintah.

Oleksandra mengatakan ibunya hanya mengulang narasi yang ia dengar dari saluran televisi pemerintah Rusia.

"Ini benar-benar membuat saya takut ketika ibu saya mengutip persis televisi Rusia, mereka mencuci otak rakyat, dan masyarakat percaya pada mereka," kata Oleksandra.

"Orang tua saya paham terjadi beberapa aksi militer di sini, tapi mereka mengatakan 'Rusia akan membebaskan kamu, mereka tidak akan merusak apa pun, mereka tidak akan menyentuhmu, mereka hanya mengincar pangkalan militer'," tambahnya.

BBC melaporkan selama proses wawancara sinyal internet sangat lemah sehingga hanya dapat bertukar pesan suara.

"Saya hampir lupa suara hening seperti apa, tembakan mereka tidak berhenti," katanya.

Namun di hari yang sama stasiun televisi Rusia tidak menyebut tentang tembakan rudal ke distrik pemukiman di Kharkiv, korban sipil yang meninggal atau empat orang yang tewas saat mengantri air.

Media Rusia mengatakan serangan terhadap warga Ukraina bukan dilakukan pasukan Rusia. Tapi dari nasionalis Ukraina yang menggunakan warga sipil sebagai tameng.

Stasiun televisi pemerintah Rusia membenarkan perang dengan menyalahkannya pada agresi Ukraina. Mereka tidak menyebut serangan sebagai invasi tapi "operasi pembebasan khusus." Setiap media Rusia yang menggunakan kata "perang", "invansi", "serangan" akan diblokir oleh regulator komunikasi Rusia.

Alasannya karena dengan "sengaja menyebarkan informasi palsu mengenai aksi personil militer Rusia" di Ukraina. Kini undang-undang baru yang sudah disah parlemen Rusia dapat membuat orang yang dituduh menyebarkan berita "palsu" mengenai pasukan Rusia dapat dipenjara hingga 15 tahun.  

Sebagian warga Rusia turun ke jalan sebagai bentuk protes menolak invasi. Tapi tidak ada berita tentang demonstrasi itu di stasiun televisi Rusia.

Mykhailo yang merupakan pengusaha kuliner terkenal tidak memiliki waktu untuk menonton berita invasi di stasiun televisi Rusia. Ia mengatakan sejak tembakan di Ibukota Kiev dimulai ia dan istrinya fokus melindungi putri mereka yang berusia enam tahun dan putra yang masih bayi.

Di malam hari anak-anak terbangun karena suara ledakan dan tidak berhenti menangis. Keluarga itu pun memutuskan keluar dari Kiev kemudian mengungsi ke luar negeri.

Mereka tiba di Hungaria, di mana Mykhailo meninggalkan istri dan anak-anaknya untuk pulang ke Ukraina. Membantu bangsanya melawan invasi Rusia.

Ia terkejut tidak mendengar kabar dari ayahnya yang bekerja di gereja dekat Nizhny Novgorod,  Rusia. Ia menelepon ayahnya dan menceritakan apa yang terjadi. Ayahnya menjawab ceritanya tidak benar, karena tidak ada perang dan sebenarnya Rusia sedang menyelamatkan Ukraina dari Nazi.

Mykhailo mengatakan sebelumnya ia merasa tahu kuatnya propaganda Rusia. Tapi ketika mendengarnya dari ayahnya sendiri ia merasa hancur.

"Ayah saya sendiri tidak percaya pada saya, tahu saya ada di sini dan melihat sendiri dengan mata saya, dan ibu saya, mantan istrinya juga melalui hal ini," katanya.

"Ia bersembunyi bersama nenek saya di kamar mandi selama pengeboman," katanya.

Selama puluhan tahun pemerintah mengendalikan media-media Rusia. Pemirsa diberi pandangan yang tidak kritis mengenai Rusia dan aksinya di seluruh dunia.

"Narasi negara hanya menunjukkan Rusia adalah pihak yang baik," kata pakar Rusia dan politik komunikasi University of Glasgow Dr Joanna Szostek.

"Bahkan apa yang mereka ceritanya tentang Perang Dunia II, Perang Patriotik Besar, Rusia tidak pernah salah, dan itulah mengapa sekarang mereka tidak mempercayainya," tambah Szostek.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: