Seret-seret Perang Nuklir, Anak Buah Putin Bikin Kaget Dunia, Mudah-mudahan Perang Berakhir
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Kamis (10/3/2022) mengatakan bahwa dirinya tidak percaya konflik di Ukraina berubah menjadi perang nuklir.
Hal itu diungkapkan ketika ditanya oleh koresponden Kremlin untuk surat kabar Kommersant Rusia, setelah pembicaraan di Antalya, Turki dengan timpalannya dari Ukraina Dmytro Kuleba.
Baca Juga: Vladimir Putin: Kenaikan Harga Energi Bukan Salah Rusia, tapi Salah...
"Saya tidak ingin mempercayainya, dan saya tidak mempercayainya,” kata dia.
Ekonomi Rusia menghadapi krisis paling parah sejak kejatuhan Uni Soviet tahun 1991 setelah Barat menjatuhkan sanksi berat menyusul invasi Moskow 24 Februari ke Ukraina.
Lavrov, menteri luar negeri Presiden Vladimir Putin sejak 2004, mengatakan tema nuklir telah dilemparkan ke dalam diskusi hanya oleh Barat.
Dia menyebut Barat seperti Sigmund Freud, bapak psikoanalisis, yang terusenyebut perang nuklir.
"Tentu saja itu membuat kami khawatir ketika Barat, seperti Freud, terus kembali dan kembali ke topik ini," kata Lavrov.
Lavrov mengatakan pembicaraan tentang potensi serangan Rusia terhadap bekas negara-negara Baltik Soviet - Lituania, Latvia dan Estonia, dan sekarang semua anggota Uni Eropa dan NATO tampaknya adalah tipuan lama.
Rusia dan Amerika Serikat memiliki persenjataan hulu ledak nuklir terbesar setelah Perang Dingin.
Putin pada 27 Februari memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk waspada tinggi, mengutip sanksi Barat dan pernyataan agresif oleh anggota terkemuka aliansi militer NATO.
Pejabat Rusia kemudian mengutip komentar Inggris tentang kemungkinan konfrontasi antara NATO dan Rusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: