Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada! Dari Intoleran Hingga Suka Mengkafirkan, Mahfud MD Beberkan Tingkatan Radikalisme

Waspada! Dari Intoleran Hingga Suka Mengkafirkan, Mahfud MD Beberkan Tingkatan Radikalisme Kredit Foto: Instagram/Mahfud MD
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membeberkan tiga tingkatan radikalisme

Hal ini disampaikan Mahfud di hadapan pimpinan thoriqoh yang tergabung dalam Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (Jatman). 

Baca Juga: Simak! Mahfud MD Buka Suara Soal Kendi Nusantara di IKN

Tiga tingkatan radikalisme yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa itu ialah jihadis, takfiri, dan radikalisme ideologis.

"Jihadis, bom, bunuh, sehingga kata jihad disalahartikan," ujar Mahfud dalam acara Musyawarah Qubro Jatman, di Bengkulu, Minggu (13/3). 

Jihadis bahkan membunuh orang dan kelompok tertentu yang dianggap menghalang-halangi terwujudnya paham mereka.

Mahfud kemudian mencontohkan gerakan yang dilakukan ISIS dan beberapa kelompok terorisme lainnya di Indonesia. 

"Mereka tidak hanya menyerang kelompok yang dianggap sebagai lawan, tetapi juga pihak yang dipandang menghalangi tujuan mereka, misalnya Polri," jelasnya.

Tingkatan selanjutnya yakni Takfiri, paham yang menganggap paham lain, walaupun satu agama, adalah paham yang sesat, kafir, yang tidak saja harus dijauhi tetapi harus dimusuhi.

"Intoleran, budaya haram, aliran lain sesat, orang yang tidak islam musuh, suka mengkafirkan orang, menyalahkan," kata Mahfud. 

Tingkatan radikalisme terakhir yang lunak, tetapi tetap berbahaya ialah radikalisme ideologis. 

Radikalisme ideologis memiliki paham tertentu yang dianggap paling benar dan menyalahkan paham yang dianut orang lain.

Baca Juga: Gubernur 34 Provinsi Bakal Datang ke IKN Nusantara Bawa Air dan Tanah, Mahfud MD Bilang Itu...

"Paham nasional, seperti Pancasila pun disebut sesat. Masuk ke sekolah-sekolah, bilang negara kita ini salah. Murid, santri diracuni, menganggap negara bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Islam," kata Mahfud.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: