Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Surat Utang Diyakini Makin Ramai! PKRI Langsung Tancap Gas Setelah Kantongi Izin OJK

Pasar Surat Utang Diyakini Makin Ramai! PKRI Langsung Tancap Gas Setelah Kantongi Izin OJK Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pemeringkat Kredit Indonesia (PKRI) telah mengantongi ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk resmi beroperasi sebagai Perusahaan Pemeringkat Efek (PPE). 

Direktur Utama PKRI, Eddy Handali, mengungkapkan bahwa perusahaan credit rating agency yang dipimpinnya optimis terhadap terhadap perkembangan pasar surat utang di Indonesia.

“Kami optimis karena indonesia terus membaik, jika 10 tahun lalu rating kita itu BBB dengan outlook stabil. Sebenarnya kita tidak kalah dibanding negara lain hanya memang pendapatan per kapita kita lebih rendah. Tapi kita optimis yang lain akan tumbuh terus,” ujar Eddy, di Jakarta, Kamis (17/3/2022). 

Baca Juga: Peringkat IDRs El Salvador Turun, Fitch: Karena Adopsi Bitcoin di Negara Tersebut

Eddy juga menilai telah terjadi pergeseran cara pengelolaan perusahaan di mana semakin banyak perusahaan di tanah air dikelola secara lebih professional dengan tata kelola yang bertambah baik. Karenanya PKRI akan menyasar perusahaan-perusahaan dengan manajemen yang baik yang memiliki ceruk pasar yang solid. 

Saat ini, dibandingkan dengan pendanaan dari bank, sumbangsih pasar surat utang sebagai alternatif sumber pembiayaan masih jauh lebih rendah. 

Penerbitan surat utang di 2021 yang berkisar di Rp105 triliun oleh kurang dari 60 perusahaan dianggap sangat rendah dibandingkan dengan PDB Indonesia yang mencapai lebih dari US$1.000 triliun. Demikian pula, outstanding bonds sekitar Rp430 triliun tergolong kecil dibandingkan dengan kredit modal kerja dan investasi yang disalurkan perbankan (sekitar Rp4.100 triliun). 

“Jadi hanya bonds itu hanya 10% dari total. Sekarang 50% itu di bank, pinjaman bank luar negeri 35%, 7% bonds dalam negeri, 1% bonds luar negeri. Jadi masih gede, karena dibanding perbankan masih jauh. Tahun ini penerbitan bonds akan naik 20% minimum dari Rp105 triliun,” tegasnya. 

Baca Juga: SMF Siap Lunasi Obligasi Berkelanjutan IV Tahap VIII Seri B Senilai Rp1,98 Triliun

Sementara itu, Ia meyakini pertumbuhan akan didukung oleh kedua sisi supply dan demand. Dari sisi demand, lanjut Eddy, pertumbuhan investor diharapkan akan meningkatkan daya serap dan likuiditas di pasar surat utang Indonesia. 

Sisi demand ini akan didorong oleh meningkatnya dana investasi baik dari asset management, dana pensiun, perusahaan asuransi, dan perusahaan pengelola aset lainnya serta juga meningkatnya pemahaman masyarakat atas alternatif instrumen investasi di samping deposito berjangka.

Sementara dari sisi supply, banyak perusahaan dengan positioning yang kuat membutuhkan pendanaan untuk terus bertumbuh. 

“Jadi kita targetnya perusahaan tier 2 yang kecil dulu tapi memiliki fundamental yang baik. Perusahaan tier 2 itu sebetulnya cukup besar, jadi banyak perusahaan kecil yang mau diperingkat. Dalam lima tahun ke depan kami mau dapat market share yang signifikan. Tapi dalam 2-3 tahun fokus membangun kredibilitas perusahaan,” ucapnya. 

Ia pun mengungkap jika hingga saat ini PKRI sudah mengantongi sekitar 10 perusahaan yang akan dilakukan pemeringkatan. 

“Kita sudah ada 10 perusahaan dari sektor perkebunan, ritel, dan multifinance. Nilai yang diincar mencapai Rp1 triliun, kebanyakan perusahaan itu dananya untuk ekspansi atau kebutuhan moda kerja. Sektornya ” tutup Eddy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: