Masih Jadi Pertimbangan, Komite Amerika Bahas Soal Pemanfaatan dan Hal Terlarang Aset Digital
Pakar industri dan anggota parlemen yang berbicara pada sidang Komite Senat Amerika Serikat tentang Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan bentrok tentang bagaimana negara harus menangani aset digital yang digunakan untuk tujuan terlarang.
Melansir dari Cointelegraph, Jumat (18/03) berbicara dari jarak jauh dalam sidang tentang "Memahami Peran Aset Digital dalam Keuangan Terlarang," Michael Chobanian, pendiri pertukaran kripto Kuna dan presiden Asosiasi Blockchain Ukraina, memanggil Binance. Dia mengklaim pertukaran kripto masih bekerja dengan rubel dan menyiratkan perusahaan itu tidak mematuhi sanksi saat ini terhadap Rusia, yang telah terlibat dalam invasi militer ke Ukraina sejak 24 Februari.
Baca Juga: Penambang Kripto Hut 8 Bukukan Hasil Keuangan, Pendapatan Setahun Penuh Naik 326%
Dalam kesaksian tertulisnya, Chobanian mengatakan Kuna telah menghentikan semua dukungan untuk rubel Rusia dalam upaya untuk mendukung Ukraina dan melemahkan ekonomi negara yang saat ini meluncurkan serangan darat dan udara terhadapnya.
CEO Binance Changpeng Zhao sebelumnya mengatakan pertukaran itu mengikuti semua aturan sanksi, tetapi seorang juru bicara menambahkan pada saat itu perusahaan tidak akan membekukan jutaan akun pengguna yang tidak bersalah secara sepihak di Rusia.
"Untuk menghentikan Rusia di jalurnya, dan untuk mewujudkan dunia yang lebih demokratis dengan kebebasan pribadi melalui cryptocurrency, kami meminta pertukaran kripto di seluruh dunia, termasuk Binance, untuk memblokir interaksi apa pun dengan individu yang disetujui sampai jatuhnya rezim Putin dan mengakhiri agresi terhadap Ukraina," kata pendiri Kuna.
Beberapa anggota parlemen yang hadir di persidangan mendorong kembali terhadap gagasan bahwa cryptocurrency yang dipegang oleh orang kaya Rusia atau Presiden Rusia Vladimir Putin dapat digunakan untuk menghindari sanksi yang ada. Senator Pat Toomey mengatakan tidak ada bukti cryptocurrency yang digunakan oleh Rusia untuk menghindari sanksi dengan cara yang signifikan. Serta menambahkan keterlacakan mereka membuat aset digital berisiko bagi penjahat untuk digunakan untuk setiap transaksi terlarang.
Baca Juga: Wow! Pendiri Terra Akan Kumpulkan Bitcoin Senilai $10 Miliar, Ini Alasannya...
Diskusi tentang Rusia dan Ukraina pada sidang tersebut mewakili dua kemungkinan kemungkinan ekstrem kasus penggunaan kripto. Di satu sisi, beberapa anggota parlemen menyiratkan negara seperti Rusia berpotensi menggunakan teknologi untuk memotong sanksi seperti halnya venezuela, Iran dan Korea Utara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: