Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anak Buahnya Tuduh China Danai Perang Rusia, Joe Biden Segera Hubungi Xi Jinping

Anak Buahnya Tuduh China Danai Perang Rusia, Joe Biden Segera Hubungi Xi Jinping Presiden China Xi Jinping berjabat tangan dengan Wakil Presiden AS Joe Biden (kiri) di dalam Aula Besar Rakyat di Beijing 4 Desember 2013. | Kredit Foto: Reuters/Lintao Zhang

Panggilan terbaru keduanya pada Jumat juga datang menyusul pertemuan di Roma, antara penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan dan diplomat top China, Yang Jiechi.

Dalam pembacaan resmi pertemuan tersebut, Sullivan mengangkat berbagai masalah dalam hubungan AS-China, dengan diskusi substansial tentang perang Rusia melawan Ukraina.

Pertemuan itu, yang berlangsung pada Senin (14/3), telah digambarkan oleh seorang pejabat senior pemerintah sebagai 'sesi tujuh jam yang intens'. 

Pejabat itu juga mengatakan bahwa pemerintahan Biden memiliki 'keprihatinan mendalam tentang keberpihakan China dengan Rusia', yang masih melanjutkan serangannya di Ukraina. Kepada mitra Chinanya itu, Sullivan 'langsung' memperingatkan 'potensi implikasi dan konsekuensi' atas bantuan China di masa mendatang untuk Rusia.  

Sullivan juga telah menggarisbawahi 'pentingnya menjaga jalur komunikasi terbuka' antara AS dan China. 

"Penasihat keamanan nasional dan delegasi kami secara langsung dan sangat jelas menyatakan keprihatinan tentang dukungan RRC ke Rusia setelah invasi, dan implikasi bahwa dukungan semacam itu akan berdampak pada hubungan RRC tidak hanya dengan kami, tetapi juga untuk hubungannya. di seluruh dunia --termasuk sekutu dan mitra kami di Eropa dan di Indo-Pasifik," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price saat itu, dikutip dari NYPost.

Menurut CNN, bantuan dari China akan menjadi perkembangan yang signifikan dalam invasi Rusia ke Ukraina. Langkah dari China itu pastinya akan membalikkan pertahanan Ukraina serta memberikan penyeimbang terhadap sanksi keras yang dikenakan pada ekonomi Rusia.

Laporan menyebut bahwa salah satu permintaan Moskow ke Beijing adalah paket makanan militer yang tidak mudah rusak, menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut. 

Artinya, permintaan Rusia itu telah menggarisbawahi tantangan logistik dasar yang dihadapi militernya. Ini juga menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan fundamental pasukan Kremlin saat memutuskan untuk menyerang tetangganya. Pasukan Rusia telah mengalami kemunduran logistik dan strategis sejak invasi mereka dimulai lebih dari dua minggu lalu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: