Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lama Tak Terdengar Rupanya Taiwan Bikin Kejutan, China Jangan Harap Bisa Seenaknya

Lama Tak Terdengar Rupanya Taiwan Bikin Kejutan, China Jangan Harap Bisa Seenaknya Kredit Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying

Akankah Taiwan memulai kembali program wajib militer? Beberapa anggota parlemen oposisi di Taiwan baru-baru ini juga mulai mendesak pemerintah untuk mengembalikan program wajib militer selama satu tahun setelah Rusia menginvasi Ukraina.

"Invasi Rusia ke Ukraina telah memperkuat tekad kami untuk membela Taiwan, tetapi kami masih jauh dari siap," kata Chiu Hsien-chih, seorang legislator dari Partai Kekuatan Baru yang progresif dan pro-kemerdekaan Taiwan.

Taiwan memulai transisi ke sistem militer sukarela pada tahun 2018. Namun, semua warga negara laki-laki yang memenuhi syarat masih diwajibkan untuk mengikuti pelatihan militer selama empat bulan.

Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan pada pekan lalu bahwa Taiwan belum sepenuhnya menghapus sistem wajib militer dan sukarelawan dengan kontrak empat tahun.

Ia menambahkan, kemampuan tempur militer sama seperti saat Taiwan masih memberlakukan satu tahun wajib militer.

"Saya pikir mempertahankan wajib militer setidaknya sembilan bulan hingga satu tahun adalah keseimbangan yang ideal untuk kekuatan militer Taiwan,” kata analis militer Taiwan, Su.

"Sementara pelatihan empat bulan di Taiwan bisa mencukupi, pelatihan lebih lanjut dapat memastikan bahwa warga negara laki-laki menjadi 'tentara warga' yang matang, yang akan memiliki kemampuan untuk bertarung."

Namun, Easton percaya bahwa masalah yang lebih mendesak adalah apakah Taiwan dapat mengembangkan strategi keamanan nasional dan tingkat pencegahan yang kredibel. "Mengingat isolasi diplomatiknya, Taiwan harus menanggung beban kelangsungan hidup nasionalnya sendiri dalam menghadapi ancaman yang luar biasa," katanya.

"Isu utama adalah peringatan dini dari serangan Cina, untuk memastikan keselmatan Presiden Taiwan dan pejabat tinggi lainnya. Isu utama lainnya adalah meningkatkan jaringan komunikasi, yang dapat berfungsi di masa perang,” tambahnya. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: