Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus berlanjut membaik hingga awal tahun 2022 ini. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pun menargetkan pertumbuhan ekonomi daerah ini bisa menyentuh angka 4,2%.
“Saat ini pertumbuhan ekonomi Sumut sudah berada pada angka 3,8%. Saya berharap di bulan depan 4,2%,” kata Edy, kemarin
Menurutnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tingkat pertumbuhan dapat dijaga. Salah satunya inflasi khususnya kebutuhan pokok seperti cabai dan juga minyak goreng
“Saat ini minyak goreng yang berdampak pada masyarakat, kalau seperti ini harus kita tangani bersama,” katanya. Sementara itu Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan, kenaikan harga komoditas Crude Palm Oil (CPO) perlu jadi perhatian setiap pihak termasuk Perwakilan BI di daerah.
Bukan hanya naik harga, ketersediaan pasokan barang pun perlu dijaga. “Minyak goreng jadi contoh konteks risiko yang kita hadapi bersama,” kata Dody.
Selain minyak goreng, ada dua risiko yang juga perlu dihadapi. Pertama, Covid-19 yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi global maupun nasional. Kedua, risiko geopolitik permasalahan Rusia dan Ukraina.
Mengenai Rusia dan Ukraina, tidak bisa hanya dilihat berdampak pada kedua negara tersebut saja. Melainkan juga dampak global, meskipun Indonesia hanya memiliki ketergantungan langsung yang kecil pada kedua negara tersebut.
“Namun apabila berdampak pada negara lain seperti India dan Cina, maka secara tidak langsung akan berdampak pada Indonesia. Dampak tidak langsung akan mengena pada kita semua,” kata Dody.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: