Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Luhut Katanya Lagi Lobi Wacana Tunda Pemilu, KPU: Tetap Patuh Konstitusi dan UUD!

Luhut Katanya Lagi Lobi Wacana Tunda Pemilu, KPU: Tetap Patuh Konstitusi dan UUD! Kredit Foto: Antara/Ardiansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Munculnya wacana penundaan Pemilu 2024 membuat publik heboh dan geger. Wacana penundaan Pemilu 2024 masih saja bergulir.

Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari memberikan tanggapan terkait wacana penundaan Pemilu 2024.

Baca Juga: Jokowi Murka Malah Dikasih Tepuk Tangan, Fahri Hamzah: Emangnya Presiden Lagi Stand Up Comedy?

Dikutip dari makassar.terkini--jaringan Suara.com, Hasyim Asy'ari mengaku KPU tetap akan taat konstitusi dan UUD 1945.

Pasalnya, pemilu telah dirancang dan ditetapkan untuk digelar setiap lima tahun.

Menurut Hasyim Asy'ari, penyelenggaraan pemilu bagi KPU merupakan sebuah amanah.

"Saya kira perlu dipahami bahwa KPU ini semata-mata untuk merancang 5 tahun pemilu itu ya karena amanah dari konstitusi dan UUD," kata Hasyim Asy'ari, seperti dikutip dari makassar.terkini--jaringan Suara.com, Minggu (27/3/2022).

Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Ketua DPR RI Puan Maharani.

Pertemuan keduanya dicurigai sebagai upaya melobi wacana penundaan Pemilu 2024.

Hal tersebut disebutkan oleh Direktur Lokataru Haris Azhar.

"Banyak teman-teman melihat gambar bagaimana Puan Maharani kemarin sarapan bareng Luhut Binsar Pandjaitan. Nah lobi-lobi itu di sektor kekuasaan berjalan untuk memuluskan penundaan, satu periode lagi," kata Haris Azhar.

Haris menilai pertemuan tersebut dilakukan untuk memuluskan wacana penundaan Pemilu.

"Setelah satu periode satu lagi, habis itu anaknya atau siapanya kayak gitu-gitu," katanya.

Oleh karena itu, Haris Azhar menilai upaya menghidupkan demokrasi dilakukan oleh masyarakat lewat forum-forum hingga aksi solidaritas perlu dilakukan.

Baca Juga: Sebut TNI Tidak Serius Tangani KKB, Wasekjen PA 212: Beraninya Sama Orang Tak Bersenjata

"Kalau solidaritas aksi meredup, takut dan kalah pada buzzer, tahanan dan soal panggilan. Ya kita sudah innalillahi maka kita akan diperbudak sama rezim oligarki," pungkas Haris.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: