Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebulan Invasi Rusia atas Ukraina Berlangsung, Putin Sudah Dapat Apa?

Sebulan Invasi Rusia atas Ukraina Berlangsung, Putin Sudah Dapat Apa? Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Mikhail Klimentyev
Warta Ekonomi, Moskow -

Invasi Rusia di Ukraina, yang disebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "operasi militer khusus", genap berlangsung 30 hari atau satu bulan tepat tanggal 26 Maret kemarin. Namun Ukraina tak kunjung menyerah dan tak ada kota besar yang diduduki sepenuhnya oleh Rusia, termasuk Mariupol yang menjadi medan perang paling sengit.

Sejak awal Rusia ingin cepat-cepat menundukkan Ukraina dengan blitzkrieg atau serangan militer kilat yang bertumpu pada manuver tank dan dukungan udara, selain bombardemen rudal dan artileri.

Baca Juga: Terus Digempur Rusia, Presiden Ukraina Menuntut Bantuan dari Negara Barat

Tujuannya, memenangkan perang sesegera mungkin guna menghindari korban lebih banyak dan kerugian perang dalam jumlah besar.

Dengan menyerang jantung Ukraina di Kiev dari wilayah Belarus yang hanya 150 km dari Kiev atau separuh jarak Rusia ke ibu kota Ukraina itu, Putin memang memburu kemenangan kilat. Di sini, tempo serangan menjadi bagian paling penting.

Putin pernah menyatakan Rusia tak berencana menduduki Ukraina dan tak berniat mengganti rezim. Namun dengan membidik Kiev, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy jelas menjadi sasaran penggulingan.

Indikasi ini terlihat dari langkah Moskow mengganti pemimpin sejumlah daerah yang diduduki, termasuk wali kota terpilih secara demokratis Ivan Fedorov di Melitopol yang ditangkap untuk digantikan oleh Galina Danilchenko yang pro-Rusia.

Namun rencana perang yang gegabah membuat blitzkrieg Rusia berantakan. Ternyata, berbeda dari laporan intelijen Rusia, Ukraina melawan dengan gigih sampai membuat militer Rusia menelan kerugian besar.

Rusia tadinya mengira perlawanan Ukraina akan sama dengan saat Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea pada 2014 dan tentara Ukraina nyaris tak melawan.

Ternyata, militer Ukraina pada delapan tahun lalu berbeda dengan yang sekarang. Ukraina berkali-kali memukul mundur pasukan Rusia, tak hanya di dua kota terpenting--Kiev dan Kharkiv--tapi juga kota-kota lain, termasuk Chernihiv dan Summy di dekat perbatasan Rusia.

Bahkan, mengutip Institute for Study of War yang rutin memperbarui informasi terkini Ukraina berdasarkan analisis pertahanan dan laporan intelijen, sejak 22 Maret Rusia tak pernah lagi melancarkan ofensif besar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: