Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aplikasikan Metode Tumpang Sari, Wapres Tanam Jagung dan Kedelai di Purwakarta

Aplikasikan Metode Tumpang Sari, Wapres Tanam Jagung dan Kedelai di Purwakarta Wapres Maruf Amin tanam jagung di Purwakarta | Kredit Foto: Instagram/KH Maruf Amin

Keenam perwakilan tersebut di antaranya Ketua Gapoktan Sinar Tani Desa Ciparungsar Adung Kuswara, Ketua Poktan Wanakarya Desa Karyamekar Tjetje, Ketua Gapoktan Cinta Tani Desa Cisaat Arya, Ketua Poktan Jembar Harapan II Desa Ciparungsari Mulyana, Ketua LMDH Mandalawangi Desa Cimahi Dadang, dan Ketua KTNA Kabupaten Purwakarta Ujang Alim.

Suwandi kembali menjelaskan, jagung merupakan komoditas pertanian yang mudah ditanam di seluruh daerah di wilayah Indonesia, tanaman jagung tidak menuntut persyaratan lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah yang agak kering.

Baca Juga: Kembangkan Budidaya Padi dan Jagung, Food Station Gandeng IMP 168

"Jagung juga merupakan salah satu karbohidrat yang baik untuk dikonsumsi, utamanya dalam upaya diversifikasi pangan sehingga masyarakat tidak bergantung pada satu jenis karbohidrat saja," kata dia.

Menurutnya, dengan diversifikasi pangan dapat diantisipasi terjadinya krisis jumlah salah satu bahan pokok makanan, tersedianya pangan alternatif, menggerakan ekonomi, serta mewujudkan sumber daya manusia yang sehat.

Sementara kedelai, merupakan sumber protein nabati paling populer bagi masyarakat Indonesia yang lebih banyak digunakan sebagai bahan baku industri. Kedelai juga diolah menjadi tempe, tahu, kecap, tauco dan susu.

Baca Juga: Buka Rakornas PRK MUI, Wapres Dorong Optimalisasi Kepemimpinan Perempuan

"Penanaman kedelai dilakukan untuk menumbuhkan semangat para petani untuk meningkatkan produksi kedelai lokal, mengantisipasi harga jual kedelai impor yang cukup tinggi," ujar dia.

Sebagai informasi, penanaman jagung dan kedelai perdana di lahan ini merupakan kerja sama antara Yayasan Dewa Dewi Dedi Indonesia dengan Kementerian Pertanian, Pemerintah Kabupaten Purwakarta dan Perum Perhutani.

Seluruh sarprotan (benih, pupuk, insektisida, alsinta, pompa air dan perpipaan, dryer untuk pasca panen, biaya pengolahan tanah) disiapkan oleh Kementerian Pertanian, lahan disiapkan Perhutani,  petani  pengelola tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Gapoktan di sekitar kawasan hutan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: