Prajurit TNI Tewas Lagi di Tangan KKB Papua, 'Jurus' Jenderal Andika Perkasa Dinilai Tak Efektif
Teroris Papua lagi-lagi berulah. Sabtu (26/3), mereka menyerang Pos Satgas Mupe Yonif Marinir-3 dan menewaskan dua prajurit TNI. Para teroris Papua itu makin biadab, padahal Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa terus berusaha baik-baikin mereka dengan mengedepankan cara humanis. Melihat peristiwa yang menyedihkan ini, sepertinya jurus yang dipakai Jenderal Andika ini ternyata belum sakti melawan keganasan teroris Papua tersebut.
Teroris Papua pimpinan Egianus Kogoya menyerang Pos Satgas Mupe Yonif Marinir-3, Sabtu (26/3), pukul 17.40 WIT. Teroris Papua itu melakukan penyerangan dengan menggunakan Grenade Launcher Module (GLM) atau pelontar granat. Mereka menyerang dari dua arah: belakang pasar dan Sungai Alguru.
Akibat serangan tersebut, nyawa dua personel TNI AL, Letda Mar Mohammad Iqbal dan Pratu Mar Wilson Anderson, terenggut. Dua korban kritis dan enam prajurit lainnya luka ringan. Iqbal terkena tembakan di bagian tangan sebelah kanan, Wilson tertembak pada bagian perut sebelah kiri dan kepala belakang sebelah kiri.
Korban luka berat atau dengan kondisi kritis yakni Serda Mar Rendi Febriansyah dan Serda Mar Ebit Erisman. Sedangkan Enam prajurit yang mengalami luka ringan yakni Serda Mar Bayu Pratama, Pratu Mar Rahmad Sulman, Prada Mar Dicky Sugara, Pratu Mar Adik Saputra A, Prada Mar La Harmin, dan Prada Mar Alif Dwi Putra.
Baca Juga: KKB Papua Buat Prajurit TNI Masuk Liang Kubur Lagi, Netizen Soroti Dudung Abdurachman: Saudaranya!
"Kedua korban yang meninggal dunia saat ini telah berada di RSUD Mimika untuk dilaksanakan pemulasaran," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Julius Widjojono, kemarin.
Pihaknya masih mendalami motif penyerangan. Menurutnya, alat pelontar granat yang digunakan diduga merupakan rampasan dari prajurit TNI. "GLM yang digunakan untuk menyerang diduga diambil dari Satgas Yonif 700, sedangkan amunisi GLM adalah rampasan dari Satgas Yonif 330," tambahnya.
TNI AL dan masyarakat Papua berduka atas gugurnya dua prajurit Marinir. Atas kejadian ini, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono memerintahkan seluruh jajarannya mengibarkan bendera setengah tiang selama 3 hari berturut-turut, mulai Senin (28/3).
PoTentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa penyerangan itu. Mereka sesumbar enggan berkompromi dengan Pemerintah yang berupaya membangun Kabupaten Nduga. "Saya siap bertanggung jawab atas penembakan di ujung bandara, belakang kantor perikanan ibu kota Kabupaten Nduga, Papua," kata Panglima Kodap III TPNPB-OPM, Egianus Kogeya.
Bersamaan dengan itu, dia sok ngatur-ngatur Pemerintah dengan meminta akses bagi jurnalis internasional dan tim pencari fakta ke Papua. Tak cukup sampai di situ, dia juga meminta intervensi Dewan Keamanan PBB ke Papua.
Kondisi Terkini Nduga
Saat ini, aparat gabungan di Nduga dalam kondisi siaga satu. Penyebabnya, teroris Papua telah masuk ke perkotaan. Namun, kondisi Nduga secara keseluruhan dinyatakan kondusif. "Aktivitas warga normal, tetapi anggota di setiap pos keamanan siaga mengantisipasi aksi susulan KKB," ujar Kapolres Nduga AKBP I Komang Budiartha.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto