Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masyarakat Mohon Sabar dan Siap-siap! Nasib Pertalite Diprediksi Akan Sama dengan Premium

Masyarakat Mohon Sabar dan Siap-siap! Nasib Pertalite Diprediksi Akan Sama dengan Premium Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Situasi global saat ini harus diakui sedang tidak baik-baik saja. Meski serangan Rusia ke Ukraina tidak sebesar di awal penyerangan, namun akibat sanksi-sanksi yang Rusia dapat mengakibatkan dampak turunan.

Belum lagi konflik Arab Saudi dan Yaman juga diprediksi makin membuat harga minyak dunia bergejolak.

Achmad Nur Hidayat MPP Pakar Kebijakan Publik NARASI INSTITUTE menyebut gejolak harga minyak dunia akan sangat berpengaruh pada harga BBM yang selama ini dipakai masyarakat.

“Sebagaimana yang diberitakan di berbagai media bahwa tingginya harga minyak dunia ini akan menyebabkan harga keekonomian Pertamax bisa tembus Rp16.000/Liter pada April 2022,” jelas Achmad dalam keterangan tertulis yang redaksi wartaekonomi.co.id terima, dikutip Selasa (29/3/22).

Achmad pun juga menyinggung soal dugaan Pertamina yang harus nombok besar sejak 2020-2021.

Hal ini karena menurut Achmad terkait dengan kebijakan tidak ada kenaikan harga BBM dan listrik serta situasi global yang terjadi.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terus Bergejolak, Harga BBM di Indonesia Ikut Merangkak? Waspada!

“Selama 2020, kompensasi yang harus dibayarkan pemerintah karena tidak ada kenaikan harga BBM dan tarif listrik adalah Rp 63,8 triliun. Kemudian pada 2021, harga kembali ditahan walaupun dari sisi global mulai ada kenaikan harga minyak dunia. Hal ini akhirnya menambah jumlah kompensasi yang harus dibayarkan, yaitu Rp 93,1 triliun,” lanjut Achmad.

Maka dari itu, utang pemerintah ke pertamina yang harus dibayarkan pada akhir 2021 adalah Rp 109 triliun, meliputi Rp 84,4 triliun untuk BBM dan Rp 24,6 triliun untuk listrik.

Lanjut Achmad, situasi ini dikhawatirkan akan menyebabkan BBM bersubsidi menjadi hilang dipasaran.

“Ini utang yang besar. Mungkin karena utang ini BBM bersubsidi menjadi hilang dipasaran. Sulit sekali menemukan BBM premiun (RON 88) di pompa-pompa bensin Januari-Maret 2022 ini,” tegas Achmad.

Hal ini makin kuat terasa ketika ternyata Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menetapkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin Pertalite (RON 90) yang dijual PT Pertamina (Persero) sebagai Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP) atau BBM bersubsidi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: