Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wamenkeu Pastikan dalam Proses Pemulihan Tak Ada Satu Negara yang Tertinggal

Wamenkeu Pastikan dalam Proses Pemulihan Tak Ada Satu Negara yang Tertinggal Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai Presidensi G20, Indonesia akan terus berupaya untuk memperkuat peran G20 sebagai forum kepemimpinan global dengan berbagai aksi kolektif dalam menangani isu-isu strategis global yang kritis.

Pemulihan ekonomi global yang belum pasti akibat pandemi dan tensi geopolitik dunia, yang menimbulkan inflasi, menjadi bayang-bayang dalam proses pemulihan. Untuk itu, Indonesia dalam kepemimpinannya di G20 menegaskan bahwa pemulihan harus dipastikan dengan dilakukan secara bersama-sama secara global dan tidak boleh ada negara yang tertinggal dalam proses tersebut. Selain pulih bersama, Indonesia juga bertekad untuk pulih lebih kuat serta berkelanjutan.

Baca Juga: Menkeu Catat Dibandingkan Tahun Lalu, Kinerja Pendapatan Negara Naik 37,7%

"Tema kita untuk Kepresidenan Indonesia di G20 adalah Recover Together, Recover Stronger. Ini tentu saja kita tahu bahwa kita sedang dalam masa pemulihan. Kami menggunakan tiga pilar, yaitu meningkatkan produktivitas, memperkuat ketahanan dan stabilitas, dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif," jelas Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam pidato kuncinya pada Global Solution Summit 2022 di Jerman, Selasa (29/03/2022).

Wamenkeu mengatakan bahwa pemulihan harus menjadi pemulihan untuk semua negara dan bukan hanya bagi negara yang mampu saja. Maka, Indonesia dalam kepemimpinannya di forum G20 ingin mendorong pemulihan global bisa dilakukan tanpa ada negara yang tertinggal dari proses tersebut.

Baca Juga: Jamu Mustika Ratu Jadi Minuman Delegasi KTT -G20 di Yogyakarta

Indonesia adalah negara yang sangat beragam yang memiliki 270 juta penduduk, sekitar 60% persen penduduk berada di Pulau Jawa, 20% penduduk berada di pulau Sumatera, dan 20% sisanya tersebar merata di seluruh Nusantara. Daerah geografis Indonesia juga sangat luas dan memiliki tiga zona waktu yang berbeda.

"Tapi (sebelum itu) kita harus bisa pulih bersama (dahulu) di seluruh Indonesia. Kami percaya bahwa dunia juga harus dalam pengertian itu. Kita harus pulih bersama (di semua wilayah negara dan dunia)," ujar Suahasil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: