"Sebagaimana yang diberitakan di berbagai media bahwa tingginya harga minyak dunia ini akan menyebabkan harga keekonomian Pertamax bisa tembus Rp16.000/Liter pada April 2022," jelas Achmad dalam keterangan tertulis yang diterima, dikutip Selasa (29/3/22).
Achmad pun juga menyinggung soal dugaan Pertamina yang harus nombok besar sejak 2020-2021.
Baca Juga: Mulyanto PK Nggak Percaya Tuh Alasan Pemerintah Rakyat Lebih Pilih BBM Bersih Ketimbang BBM Murah
Hal ini karena menurut Achmad terkait dengan kebijakan tidak ada kenaikan harga BBM dan listrik serta situasi global yang terjadi.
"Selama 2020, kompensasi yang harus dibayarkan pemerintah karena tidak ada kenaikan harga BBM dan tarif listrik adalah Rp63,8 triliun. Kemudian pada 2021, harga kembali ditahan walaupun dari sisi global mulai ada kenaikan harga minyak dunia. Hal ini akhirnya menambah jumlah kompensasi yang harus dibayarkan, yaitu Rp93,1 triliun," lanjut Achmad.
Baca Juga: Pemerintah Jangan Takut Naikkan Harga Pertamax karena Bukan BBM Bersubsidi
Maka dari itu, utang pemerintah ke Pertamina yang harus dibayarkan pada akhir 2021 adalah Rp109 triliun, meliputi Rp84,4 triliun untuk BBM dan Rp24,6 triliun untuk listrik.
Lanjut Achmad, situasi ini dikhawatirkan akan menyebabkan BBM bersubsidi menjadi hilang dipasaran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: