Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Uni Eropa Punya Jurus Sendiri buat Hadapi Rusia, Mohon Diperhatikan

Uni Eropa Punya Jurus Sendiri buat Hadapi Rusia, Mohon Diperhatikan Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kemampuan Rusia untuk melanjutkan perang dengan Ukraina dinilai akan berkurang dari beragam sanksi yang diterapkan negara-negara Barat.

Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia Vincent Piket.

Baca Juga: Dubes Uni Eropa untuk Indonesia: Ini Serangan Besar-besaran di Depan Pintu

“Kami melihat (sanksi) ini akan berhasil. Sanksi akan merampas stabilitas keuangan Rusia untuk melanjutkan perang, jadi kami berharap (sanksi) ini akan berhasil," katanya, dilansir dari Antara, Kamis (31/3/2022).

Piket menyebutkan sejumlah dampak dari sanksi yang diterapkan Barat terhadap Rusia, seperti penutupan sistem aliran transfer uang internasional.

Hal itu membuat nilai mata uang ruble turun 30 persen dan bursa saham Rusia hampir tutup. Perusahaan-perusahaan Rusia jadi tidak dapat berdagang.

Selain itu, pesawat-pesawat Rusia juga tidak dapat terbang ke wilayah udara sejumlah negara Eropa.

"Kami akan mempertahankan (sanksi) selama diperlukan dan menambahkan sanksi jika diperlukan. Tentu saja, kami juga sangat berharap bahwa kami tidak harus bertindak sejauh itu," katanya.

Piket juga menjelaskan bahwa tujuan utama dari sanksi EU adalah untuk mengurangi dan menetralisir kapasitas Rusia untuk membiayai peperangan.

Sanksi itu juga membuat dampak logistik yang luar biasa pada kapasitas Rusia untuk berperang di Ukraina.

"Sanksi kami (untuk Rusia) berada pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya karena krisis yang kami lihat di Eropa saat ini juga belum pernah terjadi sebelumnya sejak Perang Dunia II," katanya.

Piket menambahkan bahwa sanksi EU itu juga ditujukan kepada banyak individu elite Rusia.

Tercatat, sekitar 800 di elite Rusia dari kalangan Kremlin dan mereka yang terkait dengan sektor bisnis Kremlin.

Sanksi-sanksi tersebut ditujukan untuk perusahaan sistemik di sektor keuangan dan logistik, penerbangan, bank.

"Lalu, ada produk-produk yang tidak ingin kami jual ke Rusia, khususnya yang dapat digunakan untuk memperparah perang," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: