Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagaimana Merek Dapat Mengoptimalkan Ramadan untuk Mengiklankan Bisnis

Warta Ekonomi, Jakarta -

Bulan suci Ramadan merupakan bulan besar bagi seluruh umat muslim di Indonesia, karena setiap keluarga memanfaatkannya untuk berkumpul seperti berbuka puasa bersama.

Di samping itu, bulan Ramadan merupakan waktu yang efektif bagi merek untuk mengoptimalkan kesempatan untuk mendorong penjualan dan pertumbuhan.

Pascapandemi, ketika dunia belajar untuk hidup dalam era 'kenormalan baru', konsumsi masyarakat tumbuh jauh lebih tinggi dari biasanya. Oleh karena itu, merek memiliki kesempatan untuk terlibat secara digital dengan audiens yang tepat melalui strategi khusus, dengan cara yang jujur dan kuat sambil menunjukkan inklusivitas dan membawa setiap unsur tradisi.

Berbicara mengenai karakteristik kampanye digital yang berjalan dengan baik selama periode Ramadan, Edo Fernando, Country Head Xapads Media Indonesia mengatakan, bagi saya kampanye Ramadan yang baik harus dapat terhubung secara efektif dengan audiens melalui konten yang relevan.

"Kampanye yang menggabungkan tradisi, budaya, dan pesan yang bermakna selalu berhasil dengan baik selama ini," kata Edo, Jumat (1/4).

Organisasi harus memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya sambil mengenali dan memanfaatkan perubahan yang terjadi selama pandemi dan saat kita memasuki era kenormalan baru, di mana aktivitas digital telah meningkat secara eksponensial.

Selama bulan ini, merek harus mempertimbangkan untuk menyampaikan pesan inklusif yang sesuai dengan tema Ramadan agar tetap relevan.

Selain itu, merek sering beriklan dengan anggaran terbatas. Selama kesempatan tersebut, penerbit dan jaringan periklanan akan bersaing dalam hal harga, memberikan bonus dan diskon kepada klien mereka dan layanan yang menguntungkan secara teknologi termasuk transparansi data.

Kampanye Efektif Untuk Ramadan 2022

Edo percaya bahwa ada tiga faktor utama yang perlu dipertimbangkan pemasar: Konteks, Keterampilan, dan Kampanye.

Ketika bicara mengenai konteks, pemasar perlu memikirkan apa yang harus dikaitkan dengan iklan. Isinya harus mencerminkan bahwa orang-orang lebih berpikiran spiritual dan dalam arti menggambarkan rasa kebersamaan yang luar biasa selama bulan Ramadan.

Sedangkan untuk keterampilan, pemasar perlu mempersiapkan apa yang harus diperhatikan saat membuat banner dan iklan video. Elemen Islam adalah ikon paling populer selama di bulan ini.

Kampanye digital menjadi faktor kunci yang menentukan bagaimana perasaan audiens tentang merek tersebut, karena di bulan Ramadan orang-orang memiliki energi yang lebih rendah dan cenderung lebih sibuk, sehingga rentang perhatian mereka lebih pendek.

Terakhir, untuk kampanye, pemasar perlu mengetahui cara mengoptimalkan jangkauan. Agar sukses, sebuah merek harus berjalan seiring dengan menjangkau orang yang tepat melalui konten yang tepat.

Merek dapat menyiapkan dua jenis pendekatan, Branding dan Performance kampanye yang bertujuan untuk jangkauan lebih luas, mendapatkan audiens baru, atau meningkatkan penjualan dengan konsumen yang sudah ada.

Perhatikan Industri Ini

Edo percaya bahwa industri, platform, dan avenues tertentu secara alami dipersiapkan untuk kesuksesan yang lebih besar selama periode Ramadan.

“Pertama, industri spiritual. Kegiatan masyarakat di bulan suci ini semakin meningkat dari segi kerohanian. Avenues dan aplikasi yang berfokus pada spiritual seperti Waktu Sholat, Quran, Zakat, Infaq, dan konsep serupa lainnya adalah jalan yang baik karena penggunaannya yang meningkat selama waktu ini.”

Ramadan adalah bulan puasa, sehingga membuat orang memiliki energi yang lebih rendah. Mereka menginginkan sesuatu yang sederhana dan efisien. Inilah sebabnya mengapa topik seperti Memasak, Kesehatan, Makanan & Minuman, Kecantikan, Gaya Hidup berpotensi menjadi pasar yang bagus pada saat itu.

Entertainment juga cenderung berjalan dengan baik selama jangka waktu ini. Orang-orang memiliki waktu ekstra dan karena itu cenderung mencari hiburan online.

Merek dapat memanfaatkan permintaan tersebut dengan menyediakan cerita yang menyenangkan, hiburan keluarga, dan entertainment dengan nilai emosional yang tinggi, seperti Internet, Telekomunikasi, Game, Film, Musik, Buku & majalah, dan banyak lagi.

Permintaan belanja dan pengiriman meningkat seiring dengan Hari Raya Idulfitri. Akhirnya, setelah dua setengah tahun orang-orang menahan diri untuk bepergian karena Covid-19, kita mencapai waktu di mana PPKM dilonggarkan, dan kita menyaksikan kebangkitan industri pariwisata.

Aturan yang disederhanakan untuk pelancong menandakan sebuah peluang yang baik, mendorong sektor hotel dan travel untuk memasuki pasar digital.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: