Hacker Rusia Bekerja Militan, Serang Jaringan NATO dan Eropa Timur
Peretas atau hacker Rusia baru-baru ini berupaya untuk menjebol jaringan NATO dan militer di sejumlah negara Eropa Timur.
Upaya tersebut dibongkar oleh laporan Threat Analysis Group Google, Rabu (30/3/2022).
Baca Juga: Pentagon Lihat Rusia Rekrut Banyak Pejuang Libya, Tanda Putin Kewalahan?
Namun, laporan tersebut tak menyebutkan militer negara mana yang menjadi sasaran.
Google menggambarkan peretasan itu sebagai “kampanye phishing kredensial” yang diluncurkan kelompok peretas Coldriver atau Callisto yang berbasis di Rusia.
"Kampanye ini dikirim menggunakan akun Gmail yang baru dibuat ke akun-akun bukan milik Google, sehingga tingkat keberhasilan kampanye ini tidak diketahui," tulis laporan tersebut, dilansir dari Antara, Kamis (31/3/2022).
Sayangnya, pihak NATO tak bisa langsung dihubungi untuk dimintai komentar tentang upaya peretasan ini.
Seperti diketahui, kondisi Rusia kini sangat tertekan akibat sanksi ekonomi dari Barat usai menyerang Ukraina pada 24 Februari.
Namun, Moskow kerap mengelak tudingan tentang serangan siber yang menargetkan Barat.
Pada 2019, perusahaan keamanan siber Finlandia F-Secure Labs menggambarkan Callisto sebagai aktor ancaman canggih dan tak dikenal.
Callisto juga dinilai sangat tertarik pada pengumpulan intelijen berbau asing dan kebijakan keamanan di Eropa.
Kelompok itu juga menargetkan Centre of Excellence NATO, tulis laporan Google pada Rabu tanpa penjelasan lebih lanjut.
Melalui pernyataan tertulis, Callisto melakukan klarifikasi bahwa pihaknya melihat aktivitas siber berbahaya tiap hari. Namun, Callisto tak menyinggung laporan Google secara langsung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: