Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kiai Said: Di Timur Tengah Agamanya Benar tapi Hancur karena Budaya yang Carut Marut

Kiai Said: Di Timur Tengah Agamanya Benar tapi Hancur karena Budaya yang Carut Marut Kredit Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siraj mengatakan beragama harus mengambil ruh dari agama itu sendiri yakni akhlak. Alquran pun sudah menegaskan bahwa akhlak merupakan ruh dari ajaran agama. Oleh karena itu Allah memerintahkan kepada umat Islam akan menghormati satu sama lain.

Kiai Said menegaskan melarang umat Islam meremehkan agama lain sebagai bentuk menjalankan ajaran agama. Islam Nusantara, kata Kiai Said adalah tipologi beragama yang mengajarkan agar mengedepankan akhlak dan menghargai budaya.

“Di Timur Tengah (mohon maaf) agamanya benar tapi budayanya carut marut, perang saudara sudah 40 tahun. artinya apa? artinya mereka harkat martabat hancur karena budayanya hancur walaupun agamanya benar," kata Kiai Said dalam acaa Webinar Internasional Islam Nusantara Foundation beberapa hari lalu.

Baca Juga: Jelaskan Islam Nusantara, Said Aqil Bilang Ulama Timur Tengah Minim Semangat Nasionalisme

Maka dari itu, kata Kiai Said, Islam belum bisa menyatukan masyarakat jika tak dibarengi dengan ukhuwah wathaniyah. Ketegangan yang masih terjadi di Timur Tengah hingga saat ini karena budaya, akhlak dan semangat qauniyahnya sangat lemah.

Kiai Said tak ingin Indonesia seperti Timur Tengah yang hancur karena tak bisa menghargai budaya dan meninggalkan akhlak. Ia bersyukur di pesantren-pesantren akhlak merupakan ajaran yang paling utama diberikan kepada para santri.

“Semangat agama paling penting adalah akhlaknya, orang pesantren bukan gak tahu hukum mencuri, potong tangan, tapi menyampaikannya dengan akhlak,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut ia juga mengajak agar umat Islam Indonesia melawan arus deras serangan budaya pop yang berpotensi mengikis eksistensi masyarakat Indonesia. Jika itu hal tersebut tak dilawan dikahawatirkan anak muda akan lebih bangga dengan bangsa lain daripada Indonesia.

“Ini sangat berbahaya,” Kia Said menegaskan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: