Upaya dialog dengan tujuan menurunkan tensi di Papua menemui jalan terjal. Hal itu terutama karena Panglima Kodam III TPNPB-OPM Derakma-Ndugama Egianus Kogoya telah menegaskan bahwa pihaknya menolak agenda dialog dengan Indonesia.
"TPNPB Kodap III Ndugama Derakma menolak upaya Indonesia untuk melaksanakan dialog damai," kata Egianus melalui keterangan pers yang dikirimkan Jubir TPNPB-OPM Sebby Sambom, Minggu (27/3). Baca Juga: Bantah Dalangi Kematian Sertu Eka dan Istrinya, TPNPB-OPM: Permainan Pemerintah dan TNI
Beberapa waktu lalu, tensi di Papua meningkat menyusul serangan TPNPB-OPM ke Pos Marinir di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (26/3).
Kodam III TPNPB-OPM Derakma-Ndugama diketahui menjadi pihak yang bertanggung jawab atas penyerangan di Pos Marinir di Kabupaten Nduga itu. Egianus pun meminta keterlibatan pihak ketiga seperti perwakilan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), demi mendinginkan situasi di Bumi Cenderawasih.
"Kami minta harus ada pihak ketiga yaitu PBB," lanjut dia.
Egianus dalam keterangan pers TPNPB-OPM mengaku tidak akan berkompromi kepada semua pihak yang membawa program pembangunan Indonesia. Dirinya seraya menuntut Indonesia membuka akses keterbukaan informasi di pulau yang terletak di sisi timur Indonesia itu.
"Segera buka akses jurnalis internasional dan tim pencari fakta ke tanah papua," bebernya.
Sebelumnya, pihak Indonesia menyebut Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang Pos Marinir di Nduga, Papua, Sabtu (26/3) sore. Dalam peristiwa itu, satu orang prajurit TNI gugur dan sembilan anggota marinir dari Yonif Marinir 3 terluka.
"Mereka diserang dari berbagai arah hingga menyebabkan jatuhnya sepuluh korban," ucap Brigjen TNI Izak melalui sambungan telepon dari Jayapura.
Dalam peristiwa KKB menyerang Pos Marinir itu, Letda Mar Moh. Iqbal gugur. Menurut Brigjen Izak, Letda Iqbal merupakan komandan peleton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: