- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Pastikan Tidak Ada Antrean, Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Tinjau 4 SPBU Balikpapan
Pertamina (Persero) ingin memastikan kondisi penyaluran BBM solar subsidi yang sempat terjadi kelangkaan yang menyebabkan antrean panjang di SPBU-SPBU Balikpapan.
Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Persero Dedi Sunardi melakukan kunjungan ke empat SPBU Balikpapan, yakni SBPU Jalan R Soeprato Balikpapan Barat, SPBU KM 9 Jalan Soekarno Hatta, SPBU KM 13, dan SPBU KM 14 Jalan Soekarno Hatta pada Minggu pagi (3/4/2022).
Dari peninjau ini, hasilnya tidak ada antrean solar subsidi di empat SPBU. “Kalau lima-enam mobil itu normal ya, kemudian kilometer 9 agak banyak lebih dari 10 tapi itu karena semata-mata pengisian tankinya harus di sebelah kanan, sebelah kiri kosong,” ujarnya usai meninjau SPBU km 13, yang baru beroperasi pada Jumat (1/4/2022).
Baca Juga: Pastikan Kesediaan BBM, Direktur Logistik & Infrastruktur Pertamina Sidak ke SPBU dan FT Medan Group
Dedi bersama rombongan sempat ngobrol sejenak dengan pengelola SPBU, termasuk sopir truk bernama Budi yang membawa pupuk di SPBU Km 13 Balikpapan.
“Kemarin-kemarin antre 3-4 hari. Bahkan sampai simpang tol pak. Sekarang alhamdulillah, masuk langsung isi. Memang untuk mobil besar fokus di sini karena parkirnya, panjang mobil saya 10 meter lebih,” ujar Budi saat bincang dengan Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dedi Sunardi di SPBU KM 13.
Pihaknya menjamin kebutuhan masyarakat untuk BBM solar akan dipenuhi. Masyarakat tidak perlu kahwatir untuk kebutuhan BBM, namun Dedi berharap masyarakat tidak melakukan tindakan yang merugikan.
“Karena ada juga orang-orang yang memanfaatkan kondisi seperti ini karena disparitas tinggi. Terima kasih pada Polda Kaltim berhasil menangkap, mengungkap bahwa ternyata ada orang-orang yang mengambil manfaat dari adanya disparitas harga ini,“ katanya didampingi GM Patra Niaga Kalimantan Freddy Anwar dan GM RU Internasional Balikpapan Wahyu dan perwakilan Polda Kaltim.
Dedi mengaku bahwa tidak terjadi antrean solar subdisi di SPBU merupakan kombinasi antara kebijakan Pertamina dengan kreativitasnya dan penegakan hukum yang dilakukan kepolisian.
“Nah dari sisi kami teman-teman di MOR punya kreativitas, mereka gunakan fuel card bekerja sama dengan asosiasi pengangkutan, perbankan, pemerintah daerah. Mereka menetapkan jenis kendaraan dengan menggunakan kartu untuk membeli. Ke depan kita kembangkan dengan aplikasi MyPertamina. Mudah-mudahan dengan MyPertamina semua bisa diambil alih,” terangnya.
Sedangkan penegakan hukum, dinilai ada syok terapi dari masyarakat yang lebih takut untuk memanfaatkan perbedaan harga solar subsidi ini. “Ini syok terapi sekali sehingga tidak ada yang berani nakal-nakal. Dan memang seharusnya tidak ada yang memanfaatkan kesempatan seperti ini,” tandasnya.
Pertamina juga sudah melakukan pengawasan di SPBU menggunakan digitalisasi untuk memantau SPBU di Balikpapan. “Kami bisa me-monitoring di Jakarta, misalnya ada berapa kiloliter bensin nah kondisinya cukup apa tidak, waktunya kurang kita bisa me-monitor. Kemudian kita juga bisa me-monitor yang keluar dari nozle, berapa banyak keluarnya jenis apa kita bisa monitor,” ungkapnya.
“Ke depan kita akan tingkatkan lagi tadi ada pembatasan dengan fuel card, ini kalau kita bisa koordinasi para pihak misalnya ditlantas untuk layak tidak layak bisa kita matikan, tidak pantas beli BBM itu,” sambungnya.
Pihaknya optimis kondisi seperti ini tidak ada antrean yang panjang bisa terus bertahan. “Insyaallah, kami menyadari kalau di sini (Balikpapan) tidak akan ya, tapi mudik ini kami akan antisipasi. Kami akan menjamin, kami juga ada satgas RAFI (ramadan Idulfitri) kami akan jamin ketersedian bahan bakar,” tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: