Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rusia Tuduh Amerika Sebagai Otak di Balik Kematian Massal di Bucha, Ini Buktinya

Rusia Tuduh Amerika Sebagai Otak di Balik Kematian Massal di Bucha, Ini Buktinya Kredit Foto: Reuters/Zohra Bensemra
Warta Ekonomi, Moskow -

Rusia telah membantah terlibat dalam pembantaian di Bucha. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, gambar kematian yang viral di Bucha merupakan 'perintah' dari AS untuk menyalahkan Rusia.

"Siapa master provokasi ini? Tentu saja Amerika Serikat dan NATO," ujar Zakharova dalam sebuah wawancara di televisi negara, Senin (4/4/2022).

Baca Juga: Volodymyr Zelensky: Rusia Lakukan Penghapusan Seluruh Bangsa dan Rakyat Ukraina

Menurut Zakharova, cerita pembantaian di Bucha dengan menggambarkan tragedi kematian sudah direncanakan. Tujuan akhirnya yakni untuk menjatuhkan reputasi Rusia. 

"Dalam kasus ini, bagi saya, fakta bahwa pernyataan ini (tentang Rusia) sudah dibuat sejak menit awal ketika gambar itu diunggah, dan sudah tidak diragukan lagi siapa yang membuat cerita tersebut," ujarnya.

Sekjen PBB Antoio Gutteres mengaku sangat terkejut dengan foto kematian ratusan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina. Ia meminta adanya investigasi secara independen atas tragedi tersebut.

"Saya terkejut dengan gambar warga sipil terbunuh di Bucha, Ukraina," ujar Gutteres dalam pernyatannya seperti dilansir Aljazirah, Senin (4/4/2022).

Sebelumnya saksi dan pejabat pemerintah Ukraina mengatakan, pasukan Rusia membunuh ratusan warga sipil ketika mereka menarik diri dari kota di dekat Kyiv.  Otoritas Kyiv mengatakan ada setidaknya 410 jasad warga sipil yang ditemukan.

Wartawan Reuters yang mengunjungi Bucha pada Sabtu melihat mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan kota itu, yang berjarak 37 km dari ibu kota Kiev.

Sebuah kuburan massal di sebuah gereja masih terbuka, tangan dan kaki korban terlihat menyembul dari tanah liat merah yang ditumpuk di atasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: