Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jenderal Andika Bolehkan Keturunan PKI Daftar TNI, Eh PA 212 Bilang Begini

Jenderal Andika Bolehkan Keturunan PKI Daftar TNI, Eh PA 212 Bilang Begini Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sikap Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang mengizinkan keturunan PKI bisa daftar jadi TNI disorot karena memunculkan pro dan kontra. Kritikan disuarakan tokoh Persaudaraan Alumni (PA) 212. 

"Semoga rakyat makin sadar kalau PKI, komunis itu bisa ada dan bangkit. Bahkan, sangat kuat diduga sudah ada di sekitar kekuasaan," kata Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif kepada wartawan, Senin, 4 April 2022.

Baca Juga: Jenderal Andika Dinilai Perlu Jelaskan ke Publik Soal Keputusannya Terkait Keturunan PKI Gabung TNI

Slamet heran dengan pernyataan Andika. Dia mengatakan demikian karena TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang larangan PKI yang belum dicabut. Menurutnya, adakah jaminan anak keturunan PKI tidak berideologi komunis.

“Karena faktanya banyak anak keturunan yang terlihat membangkitkan ideologi dan faham PKI," tutur Slamet.  

Meski demikian, dia meminta rekrutmen keturunan PKI yang mau jadi prajurit TNI harus melalu mekanisme yang benar. Pun, juga harus melewati berbagai kajian yang mendalam. Menurutnya, hal itu mesti dilakukan mengingat sejarah masa lalu PKI yang kelam.

Kemudian, ia juga mengkritik kebijakan ini tak boleh hanya diambil melalui hanya kemauan personal Panglima TNI. Dia bilang perlu ada komunikasi yang serius dengan banyak pihak termasuk tokoh senior TNI yang paham serta jadi saksi sejarah.

“Ini tidak boleh diambil berdasarkan kemauan Panglima TNI secara Individu," ujarnya.  

Hal sama juga disampaikan tokoh 212 Ciamis, Nonop Hanafi. Dia mengatakan, PKI pernah membuat noda hitam pekat sejarah bangsa. Menurutnya, noda hitam itu tak akan bisa dihilangkan dari memori anak bangsa.

Dia menyampaikan, kekejaman PKI terutama pada umat Islam adalah fakta yang tidak bisa disembunyikan. Dengan rekam kelam itu, negara sudah melarang ideologi komunis bangkit kembali di negeri ini melalui Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1966.

"Apabila ada upaya dari pihak manapun yang berusaha melonggarkan aturan yang membuat ideologi komunis bangkit kembali, hal ini buktikan kecurigaan PKI bangkit kembali dengan pola berbeda yang disebut KGB, komunis gaya baru,” jelas Nonop.  

Nonop pun mengingatkan para tokoh bangsa yang peduli untuk konsolidasi. Menurut dia, penyatuan persepsi sangat penting demi meluruskan arah kompas bangsa ke depan. Ia mengingatkan agar sejarah kelam bangsa jangan terulang kembali.  

Dia khawatir langkah Andika yang izinkan anak cucu PKI jadi prajurit TNI sangat meresahkan masyarakat. Ia mengkritik seharusnya Andika jadi garda terdepan dalam menjaga Pancasila dan UUD 1945 dari berbagai bentuk potensi ancaman serta gangguan.

“Jangan seolah beri peluang terhadap kelompok yang nyata-nyata ingin merubah ideologi Pancasila. Kami mengimbau jangan sekali-kali mencoba membuka luka dan sejarah kelam kembali," tutur Nonop.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: