Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terkuak Kronologi Diblokirnya Supertanker Indonesia yang Bawa Minyak dari Rusia

Terkuak Kronologi Diblokirnya Supertanker Indonesia yang Bawa Minyak dari Rusia Kredit Foto: Twitter/Greenpeace
Warta Ekonomi, Kopenhagen -

Aktivis Greenpeace pada Kamis (31/3/2022) lalu memblokir dua kapal tanker minyak di lepas pantai Denmark untuk mentransfer 100.000 ton minyak Rusia. Menurut mereka itu sebagai upaya untuk menghentikan pendanaan invasi Rusia ke Ukraina.

Di kayak dan perahu rhib, para aktivis menempatkan diri di antara kapal tanker minyak Seaoath dan Pertamina Prime di dekat Frederikshavn, Denmark, mencegah transfer minyak dari kapal ke kapal.

Baca Juga: Joe Biden Umumkan Larangan Total Impor Minyak Rusia, Ini Beberapa Dampaknya...

Seaoath telah tiba dari Rusia membawa 100.000 ton minyak mentah Ural dan berusaha untuk mentransfer minyak ke kapal tanker Pertamina Prime yang lebih besar, menurut data pelacakan kapal Greenpeace dan Refinitiv.

Sumber perdagangan dan pengiriman mengatakan Trafigura telah menyewa Seaoath yang memuat minyak mentah Rusia.

Trafigura menolak untuk mengomentari pengiriman spesifik tersebut tetapi mengatakan pihaknya mengutuk perang di Ukraina. Trafigura mengatakan tidak melakukan bisnis minyak dan gas baru di Rusia tetapi terus mematuhi kontrak yang ada yang disepakati sebelum invasi.

"Ketika kami muncul, mereka bahkan berhenti mencoba," kata aktivis Gustav Martner kepada Reuters, duduk di kayak di sebelah supertanker Pertamina Prime sepanjang 330 meter.

"Sekarang, sepertinya mereka sedang menunggu kita," tambahnya.

Uni Eropa dan sekutunya telah memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia, termasuk membekukan aset bank sentralnya. Sementara Amerika Serikat dan Inggris telah mengambil langkah-langkah untuk melarang impor minyak Rusia, UE, yang sangat bergantung pada energi Rusia, tidak menjatuhkan sanksi pada minyak dan gas alam Rusia.

Greenpeace mengatakan telah melacak 299 kapal tanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak dimulainya apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari. Dari jumlah itu, 132 menuju Eropa, katanya.

"Sangat memalukan bahwa kami terus mendanai perang dengan membeli bahan bakar fosil Rusia. Ini terjadi di Denmark. Mereka seharusnya tidak diizinkan berada di sini," kata Martner. ""Kami akan tinggal sampai politisi bertindak."

Pertamina Prime, yang mengumpulkan minyak mentah dari beberapa kapal tanker, akan berlayar ke China setelah transfer minyak selesai, menurut salah satu pialang kapal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: