Sanksi Amerika Sasar Keluarga, Putin Harus Rela Kedua Putrinya Tak Bisa Nikmati Ini
Amerika Serikat pada Rabu (6/4/2022) mengumumkan akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Untuk pertama kalinya, sanksi itu akan menargetkan dua putri dewasa Presiden Rusia Vladimir Putin.
Katerina Tikhonova dan Mariya Putina, yang berusia 30-an, jarang terlihat di depan umum dan hampir tidak pernah disebutkan oleh ayah mereka. Kremlin hanya pernah mengidentifikasi mereka dengan nama depan mereka.
Baca Juga: Meneropong Lebih Dekat Keluarga Vladimir Putin, Siapa Saja Putri-putrinya?
“Kami percaya bahwa banyak aset Putin disembunyikan dengan anggota keluarga, dan itulah mengapa kami menargetkan mereka,” kata seorang pejabat senior pemerintah yang berbicara di latar belakang, dilansir CNBC, Kamis (7/4/2022).
Pada tahun 2015, Putin mengakui bahwa putrinya tinggal di Rusia dan fasih dalam berbagai bahasa, tetapi berkata, “Untuk berbicara tentang di mana tepatnya putri saya bekerja dan apa yang mereka lakukan --saya belum pernah melakukan ini dan tidak akan melakukannya sekarang, karena banyak alasan, termasuk masalah keamanan.”
Selain putri Putin, AS akan memberikan sanksi kepada istri dan putri Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, serta Mantan Presiden dan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Mikhail Mishustin, Gedung Putih mengumumkan.
Para pejabat AS mengatakan putaran sanksi terbaru ini sebagai tanggapan langsung terhadap bukti baru yang mengejutkan tentang apa yang kemungkinan merupakan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia di kota Bucha, Ukraina.
Di sana, warga sipil ditemukan tertembak mati dengan tangan terikat di belakang setelah pendudukan desa selama berminggu-minggu oleh Rusia.
“Tidak ada yang lebih buruk daripada kejahatan perang besar,” kata Presiden Joe Biden dalam pidatonya di Washington, Rabu (6/4/2022).
"Negara-negara yang bertanggung jawab harus bersatu untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku ini," katanya.
“Bersama dengan sekutu dan mitra kami, kami akan terus meningkatkan biaya ekonomi dan meningkatkan rasa sakit bagi Putin,” tukas eks wakil Presiden Barack Obama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto