Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bikin Emak-emak Nangis, Sudah Langka Harga Gas Elpiji 3 kg juga Naik Hingga sentuh Rp50 Ribu

Bikin Emak-emak Nangis, Sudah Langka Harga Gas Elpiji 3 kg juga Naik Hingga sentuh Rp50 Ribu Pekerja menurunkan tabung gas elpiji 3 kilogram bersubsidi di Pangkalan Gas di Taktakan Serang, Banten, Kamis (9/4/2020). Manager Communication PT Pertamina MOR (Marketing Operation Region) III Dewi Sri Utami menyatakan untuk mendukung kebijakan pembatasan sosial guna menekan penyebaran COVID-19 pihaknya telah menambah 50 persen pasokan tabung LPG 3 kilogram atau sebanyak 570 ribu tabung untuk seluruh pelosok Banten. | Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Warga Provinsi Gorontalo mengeluhkan gas elpiji 3 kg yang harganya meroket di Bulan Ramadan 1443 Hijriah. Selain harganya naik Rp 50 ribu per tabung, gas elpiji yang disubsidi pemerintah itu juga jarang dijumpai.

Kondisi ini menjadi perhatian khusus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Dewan berharap pengawasan ketat pada distribusi elpiji 3 kilogram (kg) berlaku selama Bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

"Kami berharap masyarakat sasaran tidak mengeluh kesulitan mendapatkan bahan bakar bersubsidi tersebut. Maka pengawasannya tak boleh kendur," kata anggota Komisi II DPRD Gorontalo Utara, Sian Woloks, di Gorontalo, Sabtu (9/4). 

Baca Juga: Luhut Beri Sinyal Harga Pertalite dan Elpiji Bakal Naik, Ahok Buka-bukaan Hal Ini

Pemerintah daerah katanya, perlu andil kuat dalam meningkatkan implementasi mekanisme dan sistem pengawasan penyaluran program subsidi elpiji 3 kg.

"Harus bersikap tegas bahwa bahan bakar bersubsidi ini hanya bisa dijual oleh pangkalan resmi agar harganya terkendali.

Olehnya pengawasan ketat wajib diterapkan," katanya. Sebab kalau ada warung atau bukan pangkalan ikut menjual gas elpiji 3 kg bersubsidi, artinya ada kesalahan mekanisme distribusi.

Kondisi ini dapat berdampak pada penjualan di atas harga eceran tertinggi (HET) serta mengganggu kuota di setiap pangkalan. Otomatis katanya lagi, dapat mengganggu mekanisme penjualan yang telah diatur pemerintah. Dan dampaknya, warga sasaran bisa teriak-teriak karena kesulitan mendapatkan keperluan gas elpiji tersebut.

Diakuinya, DPRD masih menerima aspirasi masyarakat sasaran yang mengeluhkan sulit mendapatkan elpiji 3kg. Kadang-kadang kata mereka, kalah cepat datang ke pangkalan pasti kehabisan.

Kalaupun dijumpai di warung-warung, harganya sudah mencapai Rp28 ribu hingga Rp 50 ribu per tabung. Sian berharap pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait agar dapat meningkatkan pengawasan untuk mencegah persoalan akibat kelangkaan kuota khususnya menghadapi hari besar keagamaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: