Bahas Pengeroyokan Ade Armando, Rocky Gerung Sampai Sebut Jokowi dan Polarisasi Masyarakat, Simak!
“Bagi publik yang mengalami demagogi selama ini istilah buzzer dan influencer itu dianggap sebagai penjilat pengabdi istana yang berupaya memanipulasi data dan fakta. Jadi itu intinya,” tambah Rocky.
Soal sentimen buzzer ini, Rocky menyinggung sosok presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal ini karena menurut Rocky, sentimen soal buzzer selalu lantang dan makin nyaring selama sosok Jokowi memimpin Indonesia.
“Itu yang harus kita pertanyakan, kenapa selama kepemimpinan presiden Jokowi terus menerus istilah buzzer dan influencer terus berlangsung kan itu intinya,” tambah Rocky.
Polarisasi Masyarakat
Rocky juga menyinggung track record Ade dan para teman-temannya yang kerapkali dinilai Islamophobia dengan narasi yang kerap mereka sampaikan. Hal inilah yang Rocky sebut sebagai adanya Psiko-Sosial dari kasus bonyoknya Ade Armando.
Rocky pun memandang bahwa untuk menyelesaikan masalah seperti yang Ade Armando alami, bukan saja sekadar memposisikan Ade sebagai korban.
“Kita nggak mungkin menyelesaikan soal ini kalau sekadar menganggap bahwa Ade adalah korban. Iya Ade adalah korban tapi di belakang itu ada teks psiko-sosial yang mengendap pada masyarakat kita,” tegas Rocky.
Baca Juga: Ade Armando Babak Belur Sampai Celananya Lepas, Refly Harun Singgung Kelompok Tak Tersentuh Hukum
Atas dasar itu Rocky tegas mengingatkan bahwa terjadi pembelahan atau polarisasi di masyarakat. Bahkan Rocky mengingatkan potensi dendam antara masyarakat bisa meledak kapan saja.
“Itu menunjukkan dari awal FNN, kita terus mengatakan bahwa masyarakat ini terbelah dan potensi dendam bisa meledak kapan saja,” tambah Rocky.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: