Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Eks Menkeu: Ekonomi Rusia Alami Kontraksi Terbesar Sejak Tahun 1994

Eks Menkeu: Ekonomi Rusia Alami Kontraksi Terbesar Sejak Tahun 1994 Kredit Foto: Reuters/Alexey Malgavko
Warta Ekonomi, Moskow -

Ekonomi Rusia berada di jalur untuk berkontraksi lebih dari 10% pada 2022, penurunan terbesar dalam produk domestik bruto sejak tahun-tahun setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991, kata mantan menteri keuangan Alexei Kudrin, Selasa (12/4/2022).

Rusia menghadapi inflasi yang melonjak dan pelarian modal sambil bergulat dengan kemungkinan default utang setelah Barat memberlakukan sanksi yang melumpuhkan untuk menghukum Presiden Vladimir Putin karena mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari.

Baca Juga: Alamak! Rusia Terima Laporan 2 Sekutunya Bentrok dan Terlibat Baku Tembak di Perbatasan

Kementerian ekonomi dan keuangan Rusia saat ini sedang mengerjakan perkiraan baru, kantor berita negara RIA mengutip Kudrin, yang sekarang menjabat sebagai kepala Kamar Audit, mengatakan.

"Perkiraan resmi akan lebih dari sekitar 10% kontraksi," kata Kudrin, yang menjabat sebagai menteri keuangan Putin 2000-2011, dilansir Reuters menurut RIA.

Prakiraan pemerintah Rusia sebelumnya memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 3% tahun ini setelah ekonomi tumbuh sebesar 4,7% pada tahun 2021.

Sebuah sumber yang dekat dengan pemerintah Rusia yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada Reuters bahwa kementerian ekonomi memproyeksikan kontraksi PDB antara 10% dan 15% tahun ini.

Kontraksi 10% akan menjadi penurunan terbesar dalam produk domestik bruto sejak 1994, menurut data Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).

Bank Dunia bulan ini memperkirakan output PDB Rusia akan turun 11,2% tahun ini. Baca selengkapnya

Analis yang disurvei oleh Reuters pada akhir Maret memiliki perkiraan rata-rata kontraksi PDB 2022 sebesar 7,3%, memprediksi kenaikan inflasi hingga hampir 24%, tertinggi sejak 1999. 

Putin mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dan Moskow harus bertindak untuk membela orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina dari penganiayaan.

Ukraina mengatakan sedang berjuang melawan perampasan tanah gaya kekaisaran dan menolak klaim genosida Putin sebagai omong kosong.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: