Pengunduran Diri Karyawan Massal Pasca-Lebaran Diperkirakan Meningkat! Ini Saran EngageRocket
Platform employee experience EngageRocket menyebutkan, terdapat potensi pengunduran diri karyawan secara massal setelah Lebaran; sebanyak 62% senior HR di Indonesia setuju bahwa tingkat keterlibatan karyawan akan menurun setelah lebaran, Rabu (13/04).
Melansir dari siaran resminya, jika diperhatikan, hal tersebut dapat merugikan perusahaan karena dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang cukup lama untuk mencari kandidat baru yang cocok dan sesuai dengan standar perusahaan. Apalagi, menurut laporan Mercer, standar gaji di Indonesia diperkirakan naik 6,5% pada tahun 2022 sehingga perusahaan harus bersiap menanggung biaya operasional yang lebih besar.
Baca Juga: Begini Cara Memilih Shackle Sesuai Kebutuhan, Agar Meminimalisir Kecelakaan Kerja!
"Banyaknya karyawan yang mengundurkan diri dapat merugikan perusahaan karena harus mengeluarkan biaya hampir dua kali lipat untuk mencari dan melatih karyawan baru agar memiliki kualitas yang sama. Selain itu, beban kerja juga makin bertambah bagi karyawan yang menetap apabila belum ada karyawan baru yang masuk," tutur Audi Lumbantoruan, Country Managing Director EngageRocket.
Selain itu, sebelum pandemi Covid-19 tercatat hampir 10% tenaga kerja di Indonesia mengajukan pengunduran diri setelah Lebaran. Beberapa faktor yang memengaruhi hal tersebut adalah banyaknya lowongan pekerjaan baru yang baru dibuka sehingga memicu karyawan mencari peluang baru, serta perilaku pekerja Indonesia yang terbiasa mencari pekerjaan baru setelah mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR).
Audi juga mengatakan bahwa komunikasi adalah faktor penting untuk menjaga hubungan karyawan dengan perusahaan. Banyak cara yang dapat dan harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan dan kebersamaan karyawan dengan melibatkan mereka pada berbagai kegiatan secara berkala.
Salah satu contoh kegiatan perusahaan yang dapat meningkatkan partisipasi karyawannya adalah dengan melakukan survei secara berkala guna mengetahui sentimen, kebutuhan, dan hal penting lainnya yang dapat mencegah mereka mengundurkan diri. Melalui data tersebut, manajer dan tim HR dapat menganalisis apa saja faktor utama penyebab karyawannya mengundurkan diri.
"Melalui EngageRocket, pengumpulan data dapat dilakukan secara otomatis dan mudah. Survei juga dapat dilakukan kapan pun dan hasilnya dapat dipantau secara real-time sehingga memudahkan tim HR untuk membuat keputusan strategis yang berdampak positif ke depannya," ucap Audi.
Hal penting lainnya adalah perusahaan harus reaktif dan peka terhadap kebutuhan karyawannya. Audi mengatakan, perusahaan tidak hanya menanyakan intensi mengundurkan diri, tetapi juga perlu menggali penyebabnya. Faktor yang biasanya memengaruhi masa kerja karyawan adalah kejelasan komunikasi internal, jenjang karier, peran manajer, perasaan kurang dihargai, dan minimnya kerja sama antar anggota tim.
"Perusahaan harus dapat memantau sentimen karyawan, mencari tahu faktor utama penyebab pengunduran diri, membuat strategi retensi, dan melaksanakan hal tersebut secara konsisten," ucap Audi.
Meskipun survei berkala dapat memberikan banyak manfaat, hal tersebut masih tidak dilakukan oleh banyak perusahaan di Indonesia. "Banyak perusahaan besar, terutama yang memiliki ratusan hingga ribuan karyawan tidak melakukan hal ini karena dianggap sulit, memakan biaya besar, dan waktu yang lama," ujar Audi.
"Platform seperti EngageRocket membantu berbagai organisasi untuk melakukan Employee Engagement Survey (EES) sebanyak mungkin sesuai kebutuhan dalam waktu yang singkat," ujar Audi. "Tim HR dan manajemen dapat mengatur pertanyaan survei, mengadakan survei kapan pun dibutuhkan, serta menganalisis hasil survei dengan cepat dan praktis–semuanya dalam satu platform secara otomatis," imbuhnya.
Untuk diketahui, EngageRocket sudah membantu ratusan perusahaan di Asia Tenggara untuk lebih proaktif dalam meningkatkan keterlibatan karyawannya. Khusus di Indonesia, ada beberapa nama perusahaan besar Indonesia yang sudah terbantu bersama EngageRocket, seperti Tokopedia, Gojek, Halodoc, PT Pelabuhan Indonesia, PT PAL, Bank Central Asia, dan lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: