Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tren Hybrid Working 2022, Perusahaan Disarankan Lakukan Penyesuaian

Tren Hybrid Working 2022, Perusahaan Disarankan Lakukan Penyesuaian Kredit Foto: Unsplash/Mimi Thian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tahun 2020, pandemi COVID-19 memaksa orang-orang di seluruh penjuru dunia harus bekerja di luar kantor atau bekerja dari rumah, maupun di mana saja. Berkat pengembangan dan distribusi yang luas tentang vaksin COVID-19 di tahun 2021, menghadirkan peluang tentang bagaimana orang-orang dapat bekerja dengan metode hybrid working.

Metode hybrid working diperkirakan akan menjadi tren di tahun 2022. McKinsey menyurvei bahwa sewaktu pra-pandemi, sebanyak 30% memilih untuk bekerja secara hybrid, 62% on-site, dan 8% dari jarak jauh. Kemudian, pasca pandemi, tercatat 52% memilih untuk melakukan hybrid working, 37% bekerja di kantor, dan 11% dari jarak jauh.

Baca Juga: Berhasil Lakukan Transformasi Bisnis, Laba PTPN Group Melesat 500% Jadi Rp4,6 Triliun di 2021

Bukan hanya menjadi tren, hybrid working ternyata memberi beberapa manfaat. Microsoft mencatat sebanyak 82% leaders dari perusahaan di seluruh Eropa mengatakan bahwa setidaknya perusahaan mengalami produktivitas dibandingkan sebelum pandemi terjadi. Hal ini dikarenakan karyawan menjadi fleksibel dalam memanfaatkan waktu mereka dengan lebih baik.Dengan bekerja secara hybrid, mereka dapat menghindari waktu perjalanan pulang-pergi kerja yang sibuk di jam-jam tertentu dan mengurangi pengeluaran harian.

Terkait kebahagiaan dalam bekerja, SurveyMonkey 2020 juga mengatakan, pekerja jarak jauh lebih merasa bahagia dibandingkan rekan kerja mereka yang bekerja di kantor. Hal tersebut dikarenakan manfaat psikologis yang mereka peroleh seperti dapat menggunakan pakaian santai, memiliki banyak waktu dengan keluarga, memasak, dimana semuanya dapat dilakukan sewaktu hybrid working.

Dengan adanya tren dan manfaat lebih dari tipe bekerja ini, perusahaan tampaknya perlu lebih serius dalam menggodok penerapan sistem hybrid working pada organisasi mereka. Meskipun hybrid working memiliki manfaat, terdapat juga beberapa masalah yang dihadapi karyawan ketika bekerja dengan mode ini. Seperti distraksi ketika melakukan virtual meeting dari rumah atau dari mana saja, yang membuat komunikasi dan koordinasi seringkali terhambat.

Dalam upaya untuk melakukan transisi menuju hybrid working, perusahaan harus berinvestasi dalam mendesain kembali infrastruktur bekerja yang diperlukan. Salah satunya yakni menggunakan perangkat teknologi yang mendukung ketika melakukan virtual meeting secara jarak jauh. Sehingga mampu meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja walau karyawan bekerja dengan fleksibel dari mana saja.

Baca Juga: PDIP Hajar Telak Luhut Binsar Pandjaitan, Deklarator Barnas: Tak Beretika!

Business Development Manager, VDO, Jabra Indonesia, Louis Sudarso menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan ekosistem bekerja. “Tren hybrid working di tengah situasi yang tidak menentu ini, membuat perusahaan harus melakukan penyesuaian dalam beberapa hal. Salah satunya kembali merubah metode bekerja dengan melakukan efisiensi terhadap fasilitas yang digunakan untuk menunjang pekerjaan. Tak lain tujuan nya adalah mendukung performa karyawan sehingga menjadi lebih produktif meskipun bekerja dari rumah, kantor, atau jarak jauh.” tutur Louis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: