Kontroversi yang kini tengah mendera bisnis PayTren yang dikelola oleh ustaz Yusuf Mansur membuat putrinya, Wirda Mansur, ikut memberikan pembelaan. Wirda telah mengunggah sederet pembelaan mengenai PayTren melalui story Instagram pribadinya. Berbagai poin mengenai bisnis PayTren yang dikelola ayahnya tersebut dibeberkan oleh Wirda.
Klaim-klaim yang diutarakan oleh Wirda sontak memunculkan berbagai reaksi negatif dari warganet yang membaca pembelaannya. Pasalnya, beberapa poin pembelaan tersebut warganet nilai bombastis dan melebih-lebihkan dari realita.
Baca Juga: Wirda Mansur Buka Suara Soal Paytren, Malah Diberondong Keraguan Netizen, Simak!
Lantas, bagaimana pembelaan lengkap Wirda Mansur mengenai bisnis PayTren yang dirintis oleh ayahnya?
1. Mengaku ikhlas dicibir
Wirda mengaku bahwa dirinya tidak dendam, bahkan rela saat PayTren dicibir oleh publik. Ia mengaku bahwa omongan-omongan publik terkait dengan PayTren merupakan hal yang biasa. Bahkan, ia juga mengaku bahwa dirinya merasa senang warganet telah kreatif membuat PayTren sebagai bahan konten.
"Urusan diomongin orang, perkara di'ramein' orang, udah bukan hal yang biasa buat kami-kami.. jadi sampe bab ini, insyaAllah kita udah khatam. No hard feelings [tidak ada dendam -red], dan malah fine-fine aja, dan seneng karena pada kreatif, hihi," tulis Wirda Mansur melalui story Instagram.
2. Mengaku PayTren dibeli investor seharga Rp4 triliun
Tak tanggung-tanggung, pembelaan Wirda juga menyertakan klaim bahwa PayTren telah dibeli oleh seorang investor sebesar Rp4 triliun. Wirda mengaku bahwa pertemuan PayTren dengan sosok investor tersebut terjadi pada 2018 silam di Hotel Gran Mahakam. Wirda juga mengaku bahwa investor tersebut merupakan perintis sebuah aplikasi jasa transportasi.
"Tahun 2018, dan gue menyaksikan sendiri, real di depan mata, mendengar & bertatap muka langsung.. pada saat itu, kami bertemu dengan calon investor PayTren di Hotel Grand Mahakam. investor ini GEDE BANGET, salah satu 1 pioneer apps transportasi yg kalo disebut merknya kalian pasti taulah siapa," tulis Wirda Mansur.
"Dengan tema pembicaraan: PayTren pengen dibeli sahamnya sekian persen, dengan angka 4 TRILIUN Rupiah, dengan valuasi PayTren di tahun tersebut," lanjutnya.
3. Klaim PayTren beli klub sepak bola Polandia
Wirda juga mengaku bahwa PayTren telah membeli klub sepak bola asal Polandia, Lechia Gdask. Ia menyebut bahwa logo PayTren dapat ditemukan di kaos seragam tim tersebut saat dimainkan di sebuah gim sepak bola, FIFA.
"PayTren gagah bukan main.. beli klub sepak bola Lechia Gdansk, kalo main fifa, ada tuh di kaosnya, logo Paytren dulu hihihi.. segitu aja gak ada investor," ungkapnya.
4. Klaim PayTren 100% milik Indonesia dan e-wallet pertama
Tidak hanya mengklaim beberapa hal, Wirda juga menceritakan mengapa ayahnya tidak menjual PayTren. Ia mengaku bahwa PayTren merupakan e-wallet pertama di Indonesia sebelum maraknya uang elektronik dan 100 persen kepemilikan Indonesia.
"Paytren hadir sebagai e-wallet pada saat blm marak ada e-wallet, bisa dibilang, salah 1 yang pertama di Indo. Dan HANYA SATU YANG REAL 100% INDONESIA SECARA KEPEMILIKAN," tulis Wirda.
5. Ungkap video Yusuf Mansur yang viral hanya untuk internal
Wirda juga turut memberi pembelaan mengenai video viral yang menggambarkan Yusuf Mansur marah-marah di depan anggota PayTren. Ia mengungkap bahwa cuplikan video tersebut hanya diperuntukkan bagi lingkup orang-orang yang terlibat dalam PayTren saja.
"Omongan klip yang diambil pada saat itu juga dalam rangka Zoom online internal Paytren, yang omongannya juga ke lingkungan Paytren," ungkap Wirda.
Wirda juga memberi pembelaan bahwa Yusuf Mansur yang tampak marah-marah seperti layaknya seorang manager yang memberikan briefing ke karyawannya.
"Ya kayak atasan lagi ngasih Briefing ke karyawannya aja gitu ngasih motivasi. Bahwa ini lagi lagi diperjuangkan dan diperjuangkan TANPA MINTA MINTA, kalo pun minta emang pada mau ngasih?" lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum