Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penelitian Kaspersky: 67% Pengguna E-Finance Percaya UMKM Harus Pakai Pembayaran Digital

Penelitian Kaspersky: 67% Pengguna E-Finance Percaya UMKM Harus Pakai Pembayaran Digital Kredit Foto: Antara/Andika Wahyu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lebih dari separuh pengguna e-finance (67%) di Asia Tenggara percaya bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus mulai menggunakan pembayaran digital untuk transaksi keuangan. Ini adalah salah satu temuan penelitian yang dilakukan oleh perusahaan keamanan siber Kaspersky terhadap 1.618 orang dalam upaya untuk mengidentifikasi sikap dan tantangan pengguna pembayaran digital di wilayah tersebut.

Melansir dari siaran resminya, Senin (18/4/2022) di antara negara-negara di Asia Tenggara, konsumen di Malaysia (72%) sangat menyukai penerapan sistem pembayaran digital oleh UMKM, diikuti oleh Singapura (68%) dan Filipina (68%).

Baca Juga: UMKM Tanah Air Mampu Penuhi Kebutuhan Produk Inovasi Teknologi Dalam Negeri

Permintaan untuk sistem pembayaran tanpa kontak belum pernah terjadi sebelumnya dan mencerminkan proyeksi peningkatan pengeluaran e-commerce sebesar 162% atau USD179,8 miliar pada tahun 2025 dengan pembayaran digital menyumbang 91% dari transaksi, menurut perusahaan riset IDC.

Survei menunjukkan keyakinan umum (64%) di antara para responden bahwa dompet seluler dapat mengembangkan bisnis secara positif dengan meningkatkan pendapatan. Thailand menjadi wilayah yang paling percaya diri dengan ide ini (71%) diikuti oleh Malaysia (68%) dan Vietnam (64%).

Menurut penelitian, bentuk pembayaran digital yang sering digunakan di kalangan konsumen Asia Tenggara adalah:

  • Aplikasi pembayaran seluler (58%)
  • Internet banking melalui aplikasi seluler (53%)
  • Kartu debit (36%)
  • Kartu kredit (33%)
  • Internet banking melalui browser (31%)

Baca Juga: Dorong Gerakan Belanja Produk UMKM, Semen Gresik Luncurkan Program Bingkisan Berkah UKM Rembang

Penelitian tersebut juga mengatakan hampir tiga dari lima (59%) responden mengatakan bahwa mereka akan berbelanja lebih banyak di toko yang menerima pembayaran digital. Konsumen Malaysia (70%) adalah yang paling cenderung melakukannya diikuti oleh Vietnam (63%) dan Filipina (59%).

Hasilnya, bagi responden di seluruh wilayah, tiga alasan utama mereka untuk terbiasa dan nyaman dengan teknologi ini adalah karena kemudahannya, akses yang praktis, dan privasi.

Menariknya, pengguna di wilayah ini juga menyadari isu-isu yang menghambat UMKM dalam merangkul teknologi tersebut. Lebih dari seperempat (27%) dari total responden mengatakan mengakui bahwa bisnis lokal belum siap menggunakan pembayaran digital karena masalah internet dan kurangnya perangkat.

Pandangan ini tertinggi di Filipina (31%), diikuti oleh Vietnam (30%), Indonesia (29%) dan Thailand (28%). Sementara itu, Malaysia (21%) dan Singapura (20%) mencatat angka yang rendah untuk perspektif ini.

Baca Juga: Genjot Digital Ecosystem Mortgage, BTN Luncurkan Website e-Mitra Operation

Namun, lain halnya ketika penyedia e-commerce atau penjual menjadi sasaran dari serangan siber. Survei menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen untuk berbelanja di toko yang mengalami pelanggaran data turun 42% secara umum.

General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, Yeo Siang Tiong menjelaskan perlu dicatat bahwa sementara konsumen merangkul gaya hidup digital dan mempercayai alat-alat ini yang membuat transaksi keuangan mereka lancar dan cepat, mereka juga mulai mendapatkan kesadaran akan bahaya dan risiko ancaman dunia maya dalam kehidupan pribadi mereka.

"Untuk menempatkan segala sesuatunya dalam perspektif, kerugian pelanggaran data di UMKM meningkat sebesar 54% tetapi dengan deteksi pelanggaran secara dini, kerugian rata-rata akan turun 17% lebih rendah," ungkapnya.

Baca Juga: Anggota DPR Sebut Ancaman Kejahatan Siber jadi Tantangan Utama Pengguna Ruang Digital

Ia juga menuturkan, UMKM sekarang berada di posisi mempercepat transformasi digital. Perubahan signifikan terhadap tuntutan dan harapan konsumen tidak bisa lagi diabaikan atau mereka mungkin memutuskan untuk membawa bisnisnya ke tempat lain.

"Saya menyarankan UMKM sekarang untuk bertindak dan mengendarai gelombang, untuk mengambil sikap dalam menjawab tantangan ini," imbuh Yeo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: