Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Telak! Sejarawan Terang-terangan Kuak Nasib Akhir Putin dalam Invasi Rusia

Telak! Sejarawan Terang-terangan Kuak Nasib Akhir Putin dalam Invasi Rusia Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Mikhail Klimentyev
Warta Ekonomi, Washington -

Vladimir Putin "telah mendorong Rusia ke dalam jebakan" dengan menginvasi Ukraina, kata mantan pembangkang Polandia Adam Michnik. Lewat pendapatnya, dia memprediksi kekalahan akhir bagi pemimpin Rusia dan peluang untuk reformasi liberal yang sangat dibutuhkan sesudahnya.

"Di Rusia, perubahan terjadi setelah perang hilang --setelah perang Finlandia, perang Jepang, perang Afghanistan, dan sekarang Ukraina," kata Michnik baru-baru ini kepada Echo of the Caucasus dari Radio Free Europe/Radio Liberty dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Pejuang Suriah Siap Bergabung dengan Perang Ukraina, Putin Langsung Kirim Pujian

Michnik, seorang intelektual terkemuka era Perang Dingin dan kritikus lama dominasi Rusia di Eropa Timur, sekarang, pada usia 75, pemimpin redaksi surat kabar liberal Polandia Gazeta Wyborcza.

Dalam kolom surat kabar tersebut, Michnik menempatkan perjuangan Ukraina sebagai babak terakhir dalam sejarah represi oleh Uni Soviet dan Rusia.

"Kita harus mengatakannya dengan lantang dan jelas. Kami semua orang Ukraina sekarang," tulisnya.

Mariupol: Bagaimana Kota Ukraina yang Sejahtera Diubah Menjadi Pemakaman

Dalam wawancaranya dengan RFE/RL, Michnik mengatakan bahwa Putin kemungkinan besar tertipu dengan pemikiran bahwa peristiwa selama invasi terakhirnya ke Ukraina sebagian besar akan mencerminkan peristiwa di Krimea pada Februari 2014, ketika tentara Rusia tanpa lencana di seragam hijau mereka menguasai semenanjung Laut Hitam Ukraina.

"(Putin) tidak menyangka akan ada tanggapan heroik seperti itu dari Angkatan Darat Ukraina dan masyarakat Ukraina. Ini fantastis," terangnya.

"Harapannya kejadian di Krimea terulang kembali. Antusiasme seperti yang terjadi di Krimea tidak terjadi," jelas Michnik.

Sebulan setelah secara ilegal mencaplok Krimea pada Maret 2014, Putin mengirim senjata, dana, dan bantuan lainnya kepada separatis di tenggara Ukraina, memicu konflik yang telah menewaskan sedikitnya 13.200 orang.

Dalam perhitungannya untuk berperang, Putin didorong oleh keyakinan bahwa orang Ukraina bukanlah orang yang terpisah, kata Michnik.

“Dia berpikir, seperti yang mungkin dilakukan beberapa teman Rusia kita, bahwa Ukraina bukan Ukraina, mereka adalah orang Rusia kecil, satu negara. Ini adalah kesalahan besar, tidak hanya untuk Putin tetapi juga bagi banyak orang yang benar-benar jujur dan cerdas di Rusia," imbuh sejarawan Polandia.

Sebuah bendera Rusia berkibar di samping gedung-gedung yang dihancurkan oleh penembakan Rusia di Mariupol pada 12 April.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: