Amerika Cs Walk Out di Pertemuan Menkeu G20, Indonesia Tak Ambil Pusing
Amerika Serikat (AS) dan sekutunya memenuhi janji mereka untuk walkout (keluar) dari event G20 yang melibatkan perwakilan Rusia. Walkout ini sebagai respons AS dan rekan-rekan negara Barat atas operasi militer Rusia ke Ukraina.
Negara barat seperti AS, Kanada, Prancis, dan Inggris keluar dari pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20. Pertemuan kedua itu berlangsung di Washington DC, Rabu (20/4) waktu setempat.
Baca Juga: Indonesia Didesak Undang Ukraina ke Bali untuk KTT G20 dengan Putin
Negara-negara tersebut keluar saat perwakilan Rusia sedang berbicara di forum tersebut. Hadir Wakil Menkeu Rusia Timur Maksimov secara fisik. Sementara Menkeu Rusia Anton Siluanov dan Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina bergabung secara virtual.
Pertemuan tersebut merupakan satu dari berbagai rangkaian event G20, yang akan berakhir dengan pertemuan pucak di Nusa Dua, Bali pada November mendatang.
Indonesia sebagai Presidensi G20 tidak ambil pusing dengan aksi AS dan kawan-kawan. Indonesia menilai sikap AS dan kawan-kawan adalah wajar.
"Kami memahami bahwa ada beberapa skenario bagaimana negara G7+ akan merespons kehadiran pertama kali Rusia dan pada saat Rusia intervensi atau berbicara. Jadi ini bukan kejutan bagi kami," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers 2nd FMCBG Meeting.
Terpisah, Duta Besar Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (Dubes RI untuk PBB) Dian Triansyah Djani mengatakan, Indonesia tidak akan adil jika mengucilkan satu negara atas desakan beberapa pihak.
“Dalam Presidensi G20, kita ini mau menunjukkan sikap transparan. Kita ingin mendengarkan semua pendapat dari negara anggota G20, kita ingin semua anggota terlibat,” kata Dian dalam press briefing virtual Kementerian Luar Negeri, Kamis (21/4).
"Indonesia akan berupaya memberi kesempatan semua pihak untuk berkontribusi sesuai keanggotannya," imbuhnya.
Menyinggung walkout perwakilan AS Cs, Dian mengatakan bahwa hal itu merupakan sikap yang wajar dalam setiap rapat.
“Walkout itu merupakan refleksi, pandangan atau sikap tertentu. Dan ini banyak dilakukan di berbagai pertemuan. Ini bukan khusus dilakukan di G20. Ini suatu hal yang sudah kita antisipasi dan ini adalah hal lumrah,” ujarnya.
Dia melanjutkan, agenda tetap berjalan lancar, acara harus tetap dijalankan sesuai rencana. "Karena forum G20 merupakan acara yang penting," sambungnya.
Mengenai desakan pemboikotan dari beberapa negara apabila Indonesia nekat tetap mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin, Dian menekankan bahwa tindakan seperti itu justru sangat disayangkan.
"Menurut kami, forum G20 ini sangat berperan penting bagi masalah-masalah yang terjadi di global terutama masalah ekonomi," lanjutnya.
“Sangat disayangkan apabila mengambil tindakan seperti itu, G20 sangat penting dan kita semua mengakui ini,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: